Pola Perilaku Konsumen dalam Membeli Produk Selama Ramadan

marketeers article
Ramadan dan Transformasi Perilaku Konsumen di Era Digital. (MMA)

Ramadan bukan hanya waktu refleksi spiritual, tetapi juga momen penting bagi aktivitas budaya dan ekonomi di Indonesia. Di bulan ini, perilaku konsumen menunjukkan pola unik, mulai dari preferensi belanja hingga cara orang memilih produk.

Menurut TGM Research, 93% konsumen, khususnya perempuan, lebih suka melakukan riset produk sebelum membeli, mencerminkan tren keputusan yang lebih terinformasi.

BACA JUGA: Antusias Konsumen Tinggi, United E-Motor C2000 Dibanderol Rp 22,9 Juta

Di sisi lain, 88% konsumen mengungkapkan bahwa Ramadan menjadi momen pertama bertransaksi dengan peritel baru. Hal ini menunjukkan pentingnya inovasi dalam menarik pelanggan baru.

Teknologi seluler telah menjadi ujung tombak dalam mendukung perubahan perilaku ini. Sebanyak 90% konsumen di Indonesia merencanakan pembelian mereka melalui perangkat seluler selama Ramadan, menjadikan kehadiran digital sebuah kebutuhan mendesak bagi jenama.

BACA JUGA: Hydro Flask: Limited Edition Efektif Sentuh Emosional Konsumen

Sutanto Hartono, Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (Emtek), sekaligus Chairperson MMA Global Indonesia, menyatakan bahwa transformasi lanskap pemasaran Indonesia terjadi dengan sangat cepat.

Merespons kondisi ini, MMA Global Indonesia meluncurkan MMA Innovate Indonesia 2025 dalam bentuk konferensi dan seminar.

“Innovate hadir pada momen yang sangat penting. Dengan meningkatnya minat terhadap inovasi, kami melihat adanya ekosistem yang semakin canggih dalam mendukung kebutuhan pasar,” kata Sutanto dalam siaran pers kepada Marketeers.com, Selasa (24/12/2024).

Melalui inovasi digital, merek-merek memiliki kesempatan untuk mendefinisikan ulang pendekatan pemasaran dalam menjangkau konsumen selama Ramadan.

Keberhasilan ini memerlukan presisi dalam memanfaatkan data konsumen, mendesain pengalaman belanja yang personal, dan menciptakan hubungan emosional dengan konsumen.

Ramadan bukan hanya soal menjual produk, namun juga tentang memahami kebutuhan spiritual dan budaya yang menjadi inti dari perilaku konsumen selama periode ini.

Transformasi perilaku konsumen di bulan Ramadan juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan melalui transparansi informasi.

Dengan perilaku konsumen yang semakin cerdas dan terinformasi, merek yang mampu menjawab kebutuhan ini dengan pendekatan relevan dan berani akan memperoleh keunggulan kompetitif.

“Kita sedang menyaksikan masa di mana inovasi dan keberanian mendefinisikan ulang batasan menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi digital. Ramadan menjadi panggung untuk melihat bagaimana strategi pemasaran dapat melampaui ekspektasi konsumen dengan memanfaatkan teknologi,” tutup Sutanto.

Periode Ramadan membuktikan bahwa konsumen mencari lebih dari sekadar produk. Konsumen mencari nilai, pengalaman, dan hubungan yang bermakna.

Bagi merek yang mampu merespons perubahan ini, Ramadan menjadi peluang emas untuk tidak hanya terhubung dengan konsumen, tetapi juga membangun loyalitas jangka panjang.

Related

award
SPSAwArDS