Polusi Udara Berdampak pada Kesehatan Mental, Seperti Apa?

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
06 September 2023
marketeers article
Ilustrasi polusi udara yang memengaruhi kesehatan mental.

Isu polusi udara saat ini tengah menjadi perhatian dunia. Pasalnya, bukan hanya kondisi fisik, polusi udara juga dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental.

Semakin buruknya kualitas udara di sejumlah wilayah di Indonesia pun sudah sepatutnya menjadi ancaman. Terlebih, isu lingkungan ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik masyarakat. Faktanya, polusi udara juga memengaruhi mental health.

Dikutip dari laman American Psychiatric Association, sejumlah penelitian telah mengaitkan permasalahan polusi udara dengan tingkat stres masyarakat yang lebih tinggi.

BACA JUGA Tekan Polusi Udara, Pertamina dan KLHK Uji Coba Modifikasi Cuaca Mikro

Tak hanya itu, polusi udara juga mengakibatkan tekanan psikologis, hingga peningkatan risiko depresi dan demensia.

Beberapa penelitian lain pun mengungkapkan bahwa paparan polusi jangka pendek dapat meningkatkan risiko kematian di antara mereka penderita kondisi mental yang serius.

Mengutip hasil penelitian British Journal of Psychiatry dari laman resmi University of Oxford, paparan polusi udara pada generasi muda dan anak-anak dapat memengaruhi perkembangan mental.

“Polusi udara dan kesehatan mental merupakan tantangan besar yang harus dihadapi dunia saat ini dan di tahun-tahun mendatang,” ujar Professor Bhui.

Terdapat indikasi bahwa anak-anak dan remaja mungkin terpapar polusi udara pada tahap kritis dalam perkembangan mental mereka, sehingga mereka berisiko terkena dampak paling parah dan masalah kesehatan mental yang signifikan di masa depan.

Di sisi lain, kondisi ini juga didukung oleh sejumlah faktor risiko. Mulai dari kepadatan penduduk, kondisi ekonomi, kurangnya ruang hijau, dan minimnya pengasuhan yang tepat.

BACA JUGA 3 Tips Efektif Menjaga Kesehatan Kulit dari Polusi Udara

“Secara khusus, polusi partikel udara telah menjadi penyebab terjadinya hal ini. Materi partikulat merupakan bagian dari serangkaian faktor risiko lingkungan yang kompleks termasuk geografi, kekurangan, biologi, dan kerentanan individu,” lanjut Bhui.

Akan tetapi, Bhui tak menampik jika sampai saat ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan antara polusi udara dan kondisi kesehatan mental.

Karena, hingga kini penelitian mengenai kualitas udara dalam ruangan dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental terbilang masih terbatas.

‘Tetapi, faktanya tingkat penyakit mental serius di tempat-tempat dengan dengan kualitas udara buruk terbilang cukup tinggi, khususnya di daerah miskin dan perkotaan,” tambah Bhui.

Meski begitu, kondisi tersebut kemungkinan besar ada penyebab umum lain dan faktor risiko yang perlu dipahami dan ditangani lebih lanjut.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related