Popularitas Minimarket Meningkat Berkat Reputasi Merek dan Layanan
MuhammadPerkasa Al Hafiz
23 April 2015
Penelitian yang dilakukan MarkPlus Insight mengenai Profil Konsumen Indonesia di Solo pada tahun 2015, mengungkapkan bahwa minimarket berpotensi tumbuh dan mengukuhkan posisi mereka di pasar persaingan berkat reputasi merek dan layanan yang mereka berikan. Hal ini merupakan jawaban dari mayoritas konsumen ketika ditanyai mengenai faktor yang memengaruhi mereka mengunjungi minimarket, Hasilnya, konsumen memosisikan brand reputation dan layanan dipertingkat teratas.
Mayoritas minimarket beroperasi sebagai waralaba di bawah sebuah merek, seperti Indomaret (PT Indomarco Prismatama) dan AlfaMart (PT Sumber Alfaria Trijaya). Meskipun tidak ada laporan resmi, namun berita di media menunjukan bahwa terdapat sekitar 2.250 minimarket yang beroperasi di Jakarta hingga bulan Januari 2015. Jumlah tersebut termasuk merek lokal dan internasional seperti 7-Eleven (Seven-Eleven Japan Co.), Circle K (Alimentation Couche-Tard), dan Lawson (Lawson, Inc.).
Sedangkan 7-Eleven yang memposisikan diri sebagai merek yang modern dan menampilkan konsep seperti restoran lebih populer sebagai tempat berkumpulnya para remaja. Alhasil, para pesaing-pun mengikuti konsep 7-Eleven. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk mengundang keramaian lebih banyak tetapi juga untuk mengelak atas larangan yang mungkin membatasi atau melarang izin pembangunan bangunan toko pada beberapa wilayah. Selanjutnya, minimarket berkonsep ala restoran memang lebih dipilih oleh konsumen. Pertimbangannya, persepsi akan layanan yang lebih baik, kebersihan, suasana yang sejuk, dan dipercaya mendongkrak popularitas mereka.
Temuan-temuan ini menekankan bahwa upaya promosi kian tidak menarik dalam memengaruhi keputusan untuk memilih minimarket, apalagi jika membandingkan dengan pasar tradisional dengan daya tawar yang lebih besar. Mempertimbangkan skenario di atas, dapat menjawab kenapa usaha waralaba minimarket tumbuh luar biasa di kota-kota besar, sedangkan jumlah toko tradisional semakin menurun. Menurut penuturan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), penetrasi minimarket sangat mengancam eksistensi toko dan pasar tradisional. Menanggapi hal ini, beberapa pakar mengusulkan agar minimarket mengikutsertakan penduduk setempat dan membantu mereka membuka usaha di wilayah masing-masing. Misalnya dengan memberikan fasilitas para pengusaha lokal untuk memasarkan produknya, sehingga bisnis keduanya dapat berjalan beriringan.
Untuk mengetahui berbagai insights menarik tentang pemasaran dan dunia bisnis, simaktemuan-temuan MarkPlus Insight melalui tautan ini.