Potensi Gemuk Pasar Kosmetik Tanah Air

marketeers article

Industri kosmetika tanah air tengah menggemuk dengan pertumbuhan mencapai 20% pada tahun lalu. Berupaya menyaingi Korea Selatan sebagai market leader dunia kecantikan, kini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggenjot produsen kosmetik lokal untuk tingkatkan promosi di dunia internasional.

Pertumbuhan industri kecantikan Indonesia dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mencapai empat kali lipat dari petumbuhan nasional. Industri ini pun dipilih sebagai sektor andalan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)tahun 2015-2035.

“Industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95persen industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar,” ungkap Airlangga di Jakarta, Senin (19/03/2018).

Sejumlah pemain di lini skala menengah dan besar dikatakan Airlangga telah mampu mengekspansikan produk mereka ke kawasan ASEAN, Afrika,hingga Timur Tengah. Pada tahun 2017, nilai ekspor produk kosmetik nasional meningkat menjadi US$ 16,99 juta dari US$ 470,30 juta pada tahun 2016.

Bersinergi di Panggung Global

Potensi pasar kosmetik pun kian besar. “Pasar bisnis ini akan prospektif dan menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkannya di dalam negeri. Potensi pasar domestik ini, antara lain meningkatnya jumlah populasi penduduk usia muda atau generasi millenial,” ungkap Airlangga.

Kemenperin kemudian berupaya mendorong para pemain untuk bersinergi dalam kegiatan Research and Development bersama lembaga riset dan perguruan tinggi.

“Industri kosmetik tidak bisa terpisahkan dengan sektor kreatif atau lifestyle, dan melibatkan keterkaitan antara IKM dengan industri besar. Jadi, keberhasilan industri kosmetik ini perlu langkah kolaborasi yang kuat antara manufakturing dengan kreativitas,” ujar Airlangga.

Tidak hanya itu, sistem rantai pasok industri kosmetik dikatakan Airlangga harus melalui hubungan saling menguntungkan dan membutuhkan.

“Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen melalui e-commerce, memberikan peluang baru serta meningkatkan daya saing industri kosmetik nasional dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup,”  kata Airlangga.

Bentuk promosi masif terhadap produk lokal pun dikatakan Airlangg dapat memperkenalkan brand tersebut ke kancah internasional. Menperin mengajak para pelaku untuk belajar dari Korea Selatan yang secara konsisten memasarkan produk kosmetik mereka, bahkan sebagai souvenir.

Dengan fokus mengembangkan potensi wellness industry, Airlangga meyakini Indonesia dapat mengejar Korea Selatan di sektor ini. “Kita harus mampu mengenali pasar dan tidak boleh ketinggalan karena kita bersaing dengan market leader di Asia, yakni Korea Selatan. Pada saat yang sama, Thailand juga tengah melakukan pengembangan industri di sektor-sektor tersebut,” imbuhnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related