Perusahaan modal ventura, AC Ventures mengeluarkan hasil riset terbarunya terkait dengan tren penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dari laporan tersebut, potensi pasar kendaraan listrik mencapai lebih dari US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 300,4 triliun (kurs Rp 15.024 per US$).
Helen Wong, Managing Partner AC Ventures mengatakan, temuan dalam laporan mengenai pasar kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat di Indonesia ini menegaskan peluang investasi yang luar biasa. Lonjakan dan tren kendaraan listrik roda dua saat ini mengindikasikan permintaan pasar yang jelas dan potensi keuntungan yang menjanjikan.
BACA JUGA: Kebut Pertumbuhan Kendaraan Listrik, PLN Tambah SPKLU di Manokwari
“Sebagai perusahaan investasi yang berperan sebagai perintis di sektor ini, kami berkomitmen untuk membina kerja sama strategis yang dapat melebihi target energi terbarukan Indonesia, menciptakan masa depan dengan emisi yang lebih rendah dan keberlanjutan yang lebih baik,” kata Helen dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Menurutnya, studi ini mengeksplorasi dan menganalisis berbagai topik kunci, termasuk para pemain utama industri, pengembangan infrastruktur, produksi lokal, penjualan, sentimen publik, dinamika industri dan rantai pasokan, serta kebijakan dan regulasi yang terkait.
Selain itu, laporan ini juga menyoroti langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemangku kepentingan publik dan swasta untuk membangun ekonomi kendaraan listrik yang lebih kondusif di pasar terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
BACA JUGA: Genjot Pengguna Kendaraan Listrik, Pemerintah Bakal Tambah Kemudahan
Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius dalam pengembangan energi terbarukan, dengan rencana meningkatkan proporsi energi terbarukan hingga 23% dari total komposisi energi negara pada tahun 2025. Angka ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dari sekitar 9% pada pertengahan tahun 2020.
Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki visi untuk melakukan transisi energi nasional yang lebih luas, dan diharapkan selesai pada 2056. Semua langkah ini sejalan dengan kewajiban Indonesia dalam Persetujuan Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai target bebas emisi karbon pada 2060 atau bahkan lebih awal.
Laporan ini menunjukkan adanya kombinasi faktor penting yang membuka jalan bagi pertumbuhan yang pesat dalam pasar kendaraan listrik di Indonesia.
Faktor-faktor tersebut antara lain, meliputi peningkatan permintaan dari konsumen, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan perkembangan teknologi baru yang meningkatkan performa dan mengurangi biaya secara keseluruhan.
Kendaraan listrik di Indonesia menawarkan efisiensi 75% lebih tinggi dan biaya operasional yang jauh lebih rendah bagi bisnis. Ini memberikan potensi yang luar biasa bagi pasar mobilitas listrik di negara ini untuk tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 58,5% hingga tahun 2030.
Di sisi lain, kendaraan listrik juga memiliki kemampuan untuk secara signifikan mengurangi impor energi negara ini, yang saat ini mencapai total US$ 35 miliar setiap tahun.
“Saat ini, motor listrik hanya menyumbang 0,2% dari pasar sepeda motor di Indonesia. Namun, laporan ini mengindikasikan adanya peluang untuk meningkatkannya menjadi lebih dari 10% dalam lima tahun mendatang, dengan asumsi bahwa pemangku kepentingan publik dan swasta bekerja sama secara efektif untuk mendorong perkembangan sektor kendaraan listrik lokal yang kondusif,” kata Helen.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz