Oleh: William Lim, VP Operation of Glair.ai
Berbicara tentang teknologi tak akan pernah ada ujungnya, karena setiap saat selalu ada perkembangan baru, terutama dalam dunia kecerdasan artifisial (AI). Salah satu teknologi AI yang kini sedang menjadi sorotan adalah Generative AI.
Generative AI merupakan kemajuan terbaru dalam kecerdasan artifisial yang memberikan kemampuan bagi mesin untuk menciptakan konten baru, seperti teks, suara, gambar, musik, dan video. Teknologi ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang canggih untuk memahami pola dan distribusi data yang ada, lalu menciptakan output baru berdasarkan pola tersebut.
Perbedaannya dengan teknologi AI sebelumnya terletak pada kemampuan Generative AI untuk menciptakan sesuatu yang baru, bukan hanya menganalisis data yang ada dan memberikan jawaban berdasarkan naskah yang sudah disediakan. Dari pengalaman saya di dunia teknologi, salah satu keunggulan utama Generative AI adalah kecepatan dan kemudahan dalam membantu mengembangkan produk berbasis AI.
BACA JUGA: Lolos PoC, FUSO Pastikan eCanter Mulai Dijual di Indonesia pada 2024
Salah satunya adalah chatbot. Dengan Generative AI, pembuatan chatbot pintar akan makin cepat dan ekonomis.
Kita hanya perlu mengajarkan pengetahuan-pengetahuan yang kita ingin si chatbot pelajari, hal ini pun bisa kita otomasi. Jadi kita tidak perlu lagi mempersiapkan naskah tanya jawab yang bisa memakan waktu relatif lama, seperti teknologi chatbot sebelumnya.
Tentu saja, seperti halnya memakai teknologi baru, ada tantangan dalam mengadopsi Generative AI. Penggunaan teknologi ini memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dan siap untuk mempelajari teknologi baru ini, terutama untuk tim IT development.
Namun, tantangan ini dapat diatasi dengan persiapan yang matang dari para individu untuk mempelajari teknologi tersebut. Tanpa mengadopsi teknologi terkini, kita bisa dengan mudah tertinggal dengan kompetitor lainnya.
BACA JUGA: K-Spicy Ppang Fair, Menu Baru Paris Baguette
Generative AI memberikan manfaat besar bagi berbagai industri bisnis. Sebagai contoh, dalam industri kreatif, pembuatan gambar dan video kini dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
Kemajuan ini juga mendukung sektor keuangan, yang selalu terbuka terhadap teknologi baru. Generative AI tidak hanya diadopsi di sektor keuangan, tetapi juga telah diterapkan dalam berbagai industri lain, termasuk di pemerintahan dan industri kesehatan.
Namun, regulasi tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan. Meskipun demikian, potensinya untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas membuat Generative AI layak dipertimbangkan oleh banyak sektor.
Untuk implementasi Generative AI, kita harus mengetahui beberapa hal:
1. Mengetahui kebutuhan bisnis dengan baik sebelum mengimplementasikan Generative AI.
2. Generative AI merupakan teknologi baru yang belum banyak dikuasai oleh banyak orang.
3. Perlu memastikan dengan konsultan dan pengembang yang tepat apakah kebutuhan bisnis dapat dibantu dengan Generative AI atau tidak.
4. Generative AI saat ini masih bersifat cloud-based, sehingga ada beberapa kasus di mana dibutuhkan Generative AI di server on-premise dan berlokasi di Indonesia yang masih memiliki beberapa limitasi.
Menurut pandangan saya, pada masa depan, teknologi AI berpotensi menjadi asisten cerdas bagi manusia. AI akan dapat membantu dalam berbagai tugas seperti membuat presentasi, mengirim email, bahkan membuat resep masakan.
Tak menutup kemungkinan, teknologi AI bahkan akan dapat melatih AI lainnya, bahkan menciptakan teknologi AI yang baru. Generative AI telah membuka jalan bagi inovasi dan efisiensi di berbagai industri.
Potensinya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengoptimalkan proses bisnis menjadikannya sebagai solusi yang menarik untuk diadopsi. Makin banyak perusahaan dan sektor yang mengadopsi Generative AI, kian cepat pula perusahaan-perusahaan Indonesia menuju era teknologi yang lebih maju dan inovatif.
Editor: Ranto Rajagukguk