Virtual tourism menjadi layanan dan produk baru dalam industri pariwisata. Proudk ini memanfaatkan virtual/augmented reality untuk menghadirkan pengalaman berwisata selama masa pandemi COVID-19.
Dikutip dari Forbes, Virtual tourism dapat menawarkan cara baru untuk menarik wisatawan. Menurut World Travel VR, tidak ada cara yang lebih baik untuk mempromosikan destinasi wisata kepada para potential customer selain secara virtual
Medium unik ini dapat menawarkan pengalaman “coba dulu sebelum membeli” yang mampu memberikan kesan awal di benak wisatawan. Kesan yang baik akan mendorong calon wisatawan untuk menyambangi destinasi wisata yang sesungguhnya setelah pandemi berakhir.
Virtual tourism juga dapat menjadi cara para pelaku industri pariwisata melakukan promosi via interactive marketing experience. Bahkan, karena tren baru ini, beberapa paket liburan banyak dipesan selama masa physical distancing.
Salah satu yang menawarkan pengalaman ini adalah perusahaan teknologi raksasa Google pun mencoba mengambil kesempatan dari virtual tourism melalui Google Arts and Culture, sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk berwisata secara virtual.
Cara kerjanya mirip seperti saat pengguna menggunakan Street View pada aplikasi Google Maps dengan mengikuti tanda panah dan ketuk layar satu kali untuk berjalan maju, mundur, atau kanan dan kiri. Beberapa lokasi populer dunia pun bisa dikunjungi melalui aplikasi ini seperti Taj Mahal di India atau Patung Liberty di Amerika.
Jadi, negara mana yang ingin Anda kunjungi secara virtual?
Editor: Ramadhan Triwijanarko