Potensialkah Industri Modifikasi Otomotif di Indonesia?

marketeers article

Industri modifikasi otomotif di Indonesia kian berkembang. Hal ini terlihat dari kemunculan sejumlah kolaborasi antara agen pemegang merek dengan para modifikator. Tak dipungkiri, sektor ini berpotensi mendongkrak performa dan efisiensi kendaraan hingga berdampak pada nilai tambah industri tersebut.

National Modificator & Aftermarket Association, sebuah asosiasi yang membawahi industri ini mencatat sudah ada lebih dari enam ribu anggota yang bergabung sejak 2016 bersama asosiasi tersebut. Mereka terdiri dari bengkel modifikasi (modifikator), merek aftermarket, komunitas otomotif, dan pecinta modifikasi dari seluruh Indonesia.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, modifikasi kendaraan dapat dilakukan lebih dibanding sekadar meningkatkan keindahan visual.

“Jika disadari, hal ini dapat mendongkrak performa dan efisiensi kendaraan serta nilai tambah bagi industri ini. Bahkan, mampu berkontribusi bagi penciptaan terobosan inovasi modifikasi dalam mendukung kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan,” ungkap Airlangga di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia mengakui perkembangan industri modifikasi Indonesia tengah berkembang baik. “Yang paling penting secara komersial bisa menguntungkan. Jadi, semua hasil kreativitas ini bisa memperoleh pelanggan atau customer, sampai ada yang pesan dari negara lain sehingga bisa dipacu untuk ekspor,” ujar Airlangga.

Salah satu hasil modifikasi yang dicontohkan Airlangga adalah karya Alat Mekanik Multiguna Perdesaan (AMMDES). Dalam gelaran IMX 2018, salah satu AMMDES ditampilkan dengan baluran warna oranye serta penambahan bullbar di bagian depan dan fitur lampu yang sudah menggunakan LED.

“AMMDES-nya jadi terlihat very good. Ini bisa menjadi inspirasi sebagai karya anak bangsa,” ujar Airlangga.

Lebih dari itu, sektor ini diyakini mampu berkontribusi bagi penciptaan terobosan inovasi modifikasi dalam mendukung kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related