Perilaku konsumen di indsutri telco Indonesia mengalami perubahan signifikan. Perbandingan ini terlihat pada saat sebelum dan selama masa pandemi COVID-19 terjadi. MarkPlus, Inc., dalam Pre-Roundtable Survey from Telco Industry memotret, terdapat tiga perubahan perilaku konsumen yang terjadi. Apa saja?
Perbedaan Pola Konsumsi Kuota Internet
Pembatasan pertemuan secara fisik tidak serta-merta membuat konsumen menambah kuota internet seluler mereka.
Dalam survei yang dilakukan MarkPlus, Inc., kepada 111 responden ini ditemukan, terdapat perbedaan pola konsumsi internet antara konsumen di wilayah Jabodetabek, dan non-Jabodetabek.
Sebelum pandemi, 31,7% pengguna internet di Jabodetabek menghabiskan kuota internet seluler sebesar 5-10 GB. Sebanyak 63,5% pengguna internet mengaku, tidak menambah atau pun mengurangi kuota internet mereka selama masa pandemi. Pasalnya, mayoritas konsumen (74,6%) telah menggunakan fixed broadband (personal Wifi).
Hal ini berbanding terbalik dengan perilaku konsumen di wilayah non-Jabodetabek. Sebelum pandemi, penggunaan internet seluler di wilatyah ini lebih besar. Sebanyak 22,9% pengguna menghabiskan kuota internet seluler lebih dari 30GB, dan 12,5% menghabiskan kuota unlimited.
Selama masa pandemi, 52,1%pengguna harus menambah pembelian kuota internet mereka dikarenakan 68,8% pengguna internet di wilayah ini belum memasang fixed broadband.
Peningkatan Ekspektasi Pelanggan
Mayoritas pengguna fixed broadband dari SEC A memiliki tingkat ketidakpuasan tertinggi terhadap haringan internet selama pandemi COVID-19 (57,1%). Hal ini mencerminkan terdapat ekspektasi lebih dari para pelanggan terhadap layanan yang diberikan para pemain.
“Ekspektasi pelanggan, terutama untuk kelas menengah ke atas (SEC A) meningkat signifikan lantaran kebutuhan penggunaan bandwith internet yang lebih besar akibat aktivitas Work from Home (WFH) dan Study from Home (SFH),” kata CEO MarkPlus, Inc., Iwan Setiawan dalam gelaran virtual Industry RoundTable: Actualizing the Post Normal: Year 2021 & Beyond from Telecommunication Industry Perspective di Jakarta, Jumat (04/09/2020).
Telepon dan Video Konferensi Daring Sedot Data Terbesar
Aktivitas yang paling menghabiskan kuota internet adalah telepon atau video konferensi daring (36,0%). Pasalnya, kebijakan WFH dan SFH mengharuskan para konsumen untuk beraktivitas melalui media daring.
Menyusul aktivitas tersebut, kegiatan menonton video atau streaming online juga menjadi kategori yang paling banyak menyedot kuota internet (35,1%). Diikuti dengan bermain media sosial (22,5%), gim(3,6%), dan membaca berita daring (2,7%).
Berbagai perubahan perilaku konsumen yang terjadi menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan O. Baasir, perlu ditanggapi oleh para pelaku industri telekomunikasi.
“Kita harus memberikan kemudahan kepada seluruh masyarakat dan konsisten membangun jaringan selama masa pandemi karena segala sesuatu sekarang serba daring. Mulai dari aktivitas sekolah, kerja, hingga berbelanja,” ungkap Marwan.
Para penyelenggara perlu menawarkan produk yang lebih terjangkau, dan memperkuat infrastruktur broadband menggunakan teknologi 4G. Terutama, untuk area residensial di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).