Cara PP Properti Bangun Kepercayaan Konsumennya

marketeers article
Sumber: sponsifi.com

PT PP Properti terus melakukan penetrasi ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya, Surabaya. Di Kota Pahlawan ini, BUMN properti dengan kode saham PPRO ini sedang menggarap dua megaproyek dan satu proyek anami (kelas menengah bawah). Salah satu megaproyek mereka adalah proyek superblok Grand Sungkono Lagoon (GSL).

PP Properti terbilang pemain baru di Surabaya. Meningkatkan awareness menjadi prioritas utama. Di saat bersamaan, upaya tersebut bisa dibungkus dalam aktivitas CSR.

“Kami di Surabaya baru berumur sekitar 3,5 tahun. Jujur, kami belum mendapatkan awareness dan trust dari konsumen Surabaya. Karakter konsumen di Surabaya akan melihat eksistensi dari sebuah merek. Mereka senang dengan merek  yang aktif dan bersahabat dengan mereka,” ujar Muhammad Iswan, Senior Marketing Communication GSL.

GSL juga membangun sebuah mal. Strategi yang mereka anut adalah sebuah mal bisa ramai ketika mampu bersahabat dengan orang Surabaya. Konsumen di sana senang melihat komitmen dari sebuah merek. Begitu juga ketika menjual sebuah apartemen. Kebanyakan konsumen ingin sebuah pelayanan yang berkelanjutan.

Ketika mereka membeli sebuah apartemen, konsumen di sana akan sangat senang ketika mereka diperhatikan kebutuhannya.

Hal tersebut yang menjadi landasan strategi GSL dalam berbisnis di Surabaya, termasuk ketika membuat sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu CSR yang cukup ikonik adalah pembangunan Taman Sungkono yang menjadi gerbang masuk ke kawasan GSL. Dibangun sepanjang 5.000 meter, proyek CSR ini merupakan buah hasil kordinasi pihak GSL dengan pemerintah kota Surabaya yang digawangi oleh Tri Rismaharini sebagai wali kota.

“Pembangunan taman sepanjang 5.000 meter dengan air mancur di depannya, sejalan dengan program penghijauan dari Pemkot Surabaya. Ibu Risma menginginkan pada setiap pedestrian itu memiliki sesuatu yang ikonik. Apalagi posisi GSL ini di simpul dari trafik kota Surabaya yang akan selalu dilewati oleh orang-orang di sini,” lanjut Iswan.

Bagi GSL, CSR merupakan aktivitas supporting dari bisnis mereka. Bahkan, secara tidak langsung upaya ini turut mendukung penjualan GSL hingga 30%, selain membangun brand awareness di benak masyarakat Surabaya. Hal tersebut mungkin saja terjadi, lantaran taman yang dibangun tersebut dekat dengan bangunan superblok GSL. Bisa jadi, imej GSL di mata konsumen Surabaya dimulai dari bangunan taman ini. Tentu, upaya tersebut harus disertai dengan rangkaian produk, layanan, dan strategi marketing yang tepat.

“Karakter konsumen di segmen harga hi-end di Surabaya memiliki nilai sosial yang sangat tinggi. Ketika sebuah merek telah mendapatkan hati dari konsumen ini, trust dan loyalitas akan didapat oleh merek tersebut,” pungkas Iswan.

Related

award
SPSAwArDS