Prabowo Janji RI Swasembada Pangan dalam Empat Tahun

marketeers article
Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih. Sumber gamba: Marketeers/Tri Kurnia Yunianto.

Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih berjanji Indonesia akan swasembada pangan paling lambat dalam waktu empat tahun ke depan. Program ini merupakan salah satu prioritasnya untuk membuat Indonesia bisa menjadi negara berdaulat.

Prabowo menuturkan pentingnya menjaga kedaulatan pangan nasional. Sebagai negara besar, Indonesia seharusnya tidak bergantung pada pangan yang harus diimpor.

BACA JUGA: Puji Kinerja Bank Mandiri, Prabowo Lunasi Utang 100%

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari hingga Agustus 2024 impor beras Indonesia mencapai 3,05 juta ton. Adapun nilai impor beras mencapai US$ 1,91 miliar atau setara Rp 29,9 triliun (kurs Rp 15.673).

Secara umum, impor beras memberikan andil sebesar 1,05% dari total nilai impor non minyak dan gas (migas).

BACA JUGA: Dukung Swasembada Gula, Perhutani Manfaatkan Pengelolaan Hutan

Terlebih lagi, kata dia, ketika terjadi krisis pandemi COVID-19, banyak negara penghasil beras seperti India, Vietnam, Kamboja, dan Thailand yang menghentikan ekspor. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia juga mengalami krisis pangan.

“Tidak ada pilihan lain selain swasembada pangan dan saya yakin kita akan swasembada pangan paling lambat empat tahun setelah saya menerima mandat 20 Oktober 2024,” kata Prabowo dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024).

Setelah program swasembada pangan tercapai, Ketua Umum Partai Gerindra ini bakal melanjutkan prioritas program yaitu swasembada energi. Impor bahan bakar harus segera dihentikan karena sangat membebani keuangan negara ketika terjadi krisis.

Prabowo mencontohkan, ketegangan di Timur Tengah sangat berpeluang untuk melambungkan harga migas dunia. Sebagai ganti sumber energi fosil yang harus diimpor, Indonesia akan memproduksi migas dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

“Kita bersyukur Tuhan sangat cinta pada Indonesia. Sekarang ada teknologi kita bisa bikin solar dari kelapa sawit, bahkan tidak hanya B35, B45, B50, tapi bisa juga B100,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS