Privy, penyedia layanan digital trust, menyoroti pentingnya keamanan siber di tengah pesatnya transformasi digital dalam industri keuangan dan perbankan.
Rony Tanrim, VP Business Development PT Privy Identitas Digital, mengungkapkan bahwa banyak pelaku bisnis di sektor ini masih melihat keamanan siber sebagai biaya bukan investasi.
“Di industri keuangan, bisnis sebenarnya adalah bisnis kepercayaan. Sebab itu, risiko reputasi menjadi hal yang paling penting,” kata Rony dalam laporannya, Selasa (13/8/2024).
BACA JUGA: Bappebti Beri Verifikasi Keamanan Vaulting Fisik Emas PT Kinesis Monetary Indonesia
Rony menegaskan bahwa untuk menjaga reputasi dan kepercayaan nasabah, inovasi dalam transformasi digital harus dibarengi dengan peningkatan keamanan siber yang memadai. Ia pun menekankan dua langkah penting yang perlu diambil oleh industri perbankan untuk memperkuat keamanan siber.
Langkah tersebut meliputi penerapan ISO 27001 dan kepemilikan Data Center (DC) serta Disaster Recovery Center (DRC). ISO 27001 berkaitan dengan pengelolaan sistem informasi dan privasi data, sementara DC dan DRC berfungsi sebagai langkah mitigasi risiko dalam proses digitalisasi.
BACA JUGA: Grab Indonesia Perkenalkan Pembaruan Keamanan dan Layanan Baru
Menurut Rony, disiplin dalam mematuhi standar ISO akan menjadi kekuatan internal bagi perusahaan dalam menghadapi ancaman siber.
“Keamanan siber membutuhkan disiplin. DC dan DRC harus selalu siap sebagai cadangan untuk menghindari gangguan pada proses digitalisasi. Ini seperti genset yang siap menyala dalam hitungan menit ketika ada gangguan listrik,” jelas Rony.
Privy juga menawarkan solusi keamanan digital seperti e-KYC, tanda tangan digital, dan e-materai, yang dapat membantu institusi keuangan dalam menjaga keberlangsungan proses digitalisasi.
“Digitalisasi harus didukung dengan keamanan yang memadai. Privy siap membantu dengan produk-produk kami untuk memberikan keamanan dan kenyamanan,” tambah Rony.
Selain itu, Rony juga menekankan pentingnya inovasi dalam memperkuat keamanan siber, terutama dalam mencegah dan mendeteksi fraud pada pembayaran digital.
Di sini, Privy mengadopsi teknologi seperti liveness detection dan 3 Factor Authentication untuk memastikan keabsahan identitas dan persetujuan yang sah dalam transaksi digital.
Penerapan teknologi ini bertujuan mendorong kolaborasi antara bank, regulator, dan pelaku fintech dalam mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang dalam ekosistem keuangan digital. Inisiatif seperti ini sekaligus menjadi langkah penting dalam menghadapi era digital yang semakin kompleks dan menuntut keamanan yang lebih ketat.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz