Banyak orang kini menggunakan aplikasi untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan. Beberapa contohnya adalah Fitbit, Clue, hingga Apple Watch. Namun, bersamaan dengan itu, para peneliti juga berupaya untuk menemukan keseimbangan dari data atau informasi kesehatan itu terhadap kesehatan penggunanya.
Dilansir The Verge, Director of Digital Health dari Divisi Pengobatan Umum di Universitas California Ida Sum menjelaskan bahwa ada peluang yang baik terlihat dari penggunaan aplikasi kesehatan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa aplikasi dan teknologi memang didesain untuk menarik publik dengan kemudahan yang diberikan. Desain unik dari teknologi tersebut juga menjadi salah satu yang ditonjolkan.
Untuk Apple Watch sendiri, jika tidak menarik dan hadir dengan tampilan jelek. Tentunya, orang-orang enggan membeli dan menggunakannya. Terlepas dari ketertarikan publik tersebut, para peneliti nyatanya diuntungkan dari penggunaan aplikasi atau perangkat ini. Dalam kasus-kasus kesehatan tertentu, sejumlah perusahaan akhirnya menggandeng mereka untuk berkolaborasi.
Namun, apakah hal tersebut dapat terus bertahan demikian? Pertengahan tahun ini, salah satu aplikasi yang mencatat period atau siklus haid, Clue, menawarkan kerja sama dengan peneliti sebagai penyedia data. “Itu masih dalam pembahasan,” ujar Manager Kolaborasi Rise Clue Amanda Shea.
Tetapi rencana ini justru menimbulkan pertanyaan. Apakah nanti data yang disajikan dapat digunakan para peneliti? Karena, pada dasarnya aplikasi-aplikasi komersial ini tidak didesain untuk riset. Sebuah aplikasi atau perangkat bisa saja mengumpulkan informasi yang “mentah” dan menyaringnya dengan sebuah algoritma. Namun, data tersebut beelum tentu bisa langsung digunakan oleh pra peneliti.