Produsen pendingin udara (air conditioning/AC) asal Jepang, Daikin bakal menanamkan investasi sebesar Rp 3,3 triliun. Rencananya, modal yang ditanamkan digunakan untuk memproduksi 1,5 juta unit AC per tahun.
Agus Gumiwang kartasasmita, Menteri Perindustrian (Menperin) mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Direktur PT Daikin Airconditioning Indonesia untuk berdiskusi rencana investasi dan bisnis yang akan dilakukan. Adapun kerja sama yang dilakukan untuk memproduksi AC tipe ducting (lebih dari 5 HP) dan Air Handling Units (AHU).
Agus menyebut pembangunan pabrik AC berlokasi di GIIC Industrial Parks, Bekasi, Jawa Barat. Melalui investasi ini, diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.600 hingga 2.500 orang.
“Sebuah langkah yang sangat tepat bagi Daikin, yang notabene merupakan market leader produk AC di Indonesia untuk berinvestasi di dalam negeri. Saya mendorong agar brand besar lainnya dapat mengikuti gerakan Daikin untuk segera memiliki fasilitas produksi di Indonesia baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor,” kata Agus melalui keterangannya, Selasa (6/9/2022).
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk AC, baik untuk rumah tangga maupun AC komersial. Terlebih lagi Daikin merupakan merek besar dengan predikat market leader untuk pasar AC di Indonesia.
Hal itu menjadi langkah yang tepat bagi Daikin maupun brand besar lain untuk segera menanamkan modal dan berproduksi di Indonesia. Agus menjamin Kemenperin akan menjaga iklim investasi baru agar tetap berkembang dan mampu menyeimbangkan trade balance sektor elektronika.
Apalagi, kata dia, sektor industri manufaktur makin bergeliat seiring dengan komitmennya merealisasikan investasi, meningkatkan kapasitas dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Kinerja positif ini tercermin dari realisasi penanaman modal sektor industri yang mencapai Rp 230,8 triliun atau berkontribusi sebesar 39,5% dari total nilai investasi yang menembus Rp 584,6 triliun pada semester I tahun 2022.
“Sektor industri manufaktur nilai investasinya meningkat dari Rp 167,1 triliun pada semester I tahun 2021, menjadi Rp 230,8 triliun di semester I tahun 2022 atau naik signifikan sebesar 38%,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk