Persaingan di industri semen semakin ketat. Tidak saja karena ada pemain baru masuk, namun juga lantaran aktivitas pemasaran yang semakin agresif. Meski demikian, Holcim Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan dari penjualan sebanyak 24% menjadi Rp 2,45 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini berkat peningkatan volume produksi sebesar 41% menjadi 2,67 juta ton. Selain itu, dipengaruhi juga oleh kontribusi volume penjualan dan pangsa pasar PT Lafarge Cement Indonesia (LCI) pasca akuisisi.
“Kami akan tetap melanjutkan usaha kami untuk terus mendorong pertumbuhan penjualan yang telah kami raih di kuartal pertama. Beberapa program efisiensi yang kami lakukan di dalam perusahaan terus kami jalankan untuk memastikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui proses yang lebih cepat,” kata Gary Schutz, Presiden Direktur Holcim Indonesia.
Holcim Indonesia telah menambah kapasitas produksi dari pabrik di Lhoknga, Aceh. Selain itu, menambah sebuah fasilitas penggilingan setelah bergabungnya PT Lafarge Cement Indonesia ke dalam PT Holcim Indonesia Tbk., pada tanggal 10 Februari 2016. Sehingga, kapasitas produksi Holchim Indonesia pun menjadi 15 juta ton dengan jangkauan pasar yang lebih luas.
Volume yang lebih tinggi di kuartal pertama telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin. Sedangkan biaya produksi per ton dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang juga dipengaruhi oleh penurunan biaya bahan bakar yang rendah dan program-program efisiensi yang berjalan dengan baik didalam perusahaan.
Pada bulan Maret 2016, Bank Dunia memperkirakan peningkatan PDB di Indonesia pada tahun 2016 tidak terlalu tinggi hanya mencapai 5,1%. Hal ini menjadi sorotan terutama pada tingginya biaya-biaya serta melambatnya laju pertumbuhan perekonomian domestik yang dipengaruhi oleh tekanan kondisi pasokan berlebih dan kurangnya investasi jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Pasifik.
“Integrasi dengan PT Lafarge Cement Indonesia (LCI) telah memberikan kami faktor ekonomi yang lebih baik. Dengan menggabungkan jaringan logistik serta jangkauan pasar yang lebih luas di Sumatra, kami kini memiliki kapasitas serta kemampuan untuk mengatasi permasalahan distribusi serta jaminan ketersediaan pasokan untuk memenuhi kebutuhan realisasi investasi di sektor infrastruktur,” tegas Schutz.