Produksi Migas Domestik Pertamina Hulu Energi Tumbuh 1,45%

marketeers article
Produksi Migas Domestik Pertamina Hulu Energi Tumbuh 1,45%. (Dok. PHE)

Produksi minyak dan gas bumi (migas) domestik yang dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Selama periode tiga tahun terakhir, mulai dari tahun 2020 hingga tahun 2023, produksi migas domestik tumbuh sebesar 1,45%.

Peningkatan ini berhasil dicapai melalui berbagai strategi, termasuk optimalisasi produksi di wilayah kerja eksisting yang dikelola sendiri maupun melalui kemitraan dengan mitra lain, serta melalui kegiatan akuisisi. Hingga bulan Agustus 2023, PHE mencatat total produksi YTD (year to date) sebanyak 1,04 MMBOEPD (juta barel minyak ekuivalen per hari).

Angka ini merupakan gabungan dari 570 MBOPD (ribu barel minyak per hari) dan 2.760 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari). Keberhasilan ini tak lepas dari pengeboran 502 sumur pengembangan, 511 pekerjaan ulang pindah lapisan (work over), dan 21.764 well service well intervention (reparasi dan intervensi sumur) yang telah diselesaikan.

Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE menjelaskan mencapai pencapaian ini bukanlah hal yang mudah, mengingat industri hulu migas memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kondisi lapangan yang sudah matang di sebagian besar wilayah, yang memerlukan strategi pengelolaan yang cermat.

BACA JUGA: Strategi Pertamina Dorong Brand Awareness lewat MotoGP Mandalika 2023

“Sebab itu, kami menjalankan tiga strategi utama, yaitu mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition, serta meningkatkan reserve & resource growth dengan memprioritaskan aspek Environment, Social, Governance (ESG),” kata Awang seperti dikutip dalam siaran resminya, Kamis (5/10/2023).

Salah satu strategi fundamental yang telah berhasil adalah kemitraan dengan berbagai macam mekanisme. Mekanisme kemitraan pertama adalah sharing Participating Interest (PI) di wilayah kerja migas dengan mitra strategis dari segi finansial dan teknologi.

Contohnya adalah Wilayah Kerja Offshore Southeast Sumatera (OSES), yang mana 10% PI dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan kepemilikan PI lainnya dalam pengelolaan Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd. (EMCL), dan Ampolex Pte Ltd.

Mekanisme kemitraan kedua adalah Kerja Sama Operasi (KSO), yang kini dikenal dengan New KSO. Sampai saat ini, sudah ada 25 KSO, dengan tiga di antaranya telah dikonversi menjadi New KSO, sementara 14 KSO lainnya sedang dalam proses konversi. Kontribusi KSO pada produksi hingga Agustus 2023 mencapai 2.422 BOPD dan 9,58 MMSCFD.

BACA JUGA: Proyek RDMP Pertamina Kalimantan Timur Telah Capai 82%

Mekanisme kemitraan ketiga adalah Joint Operating Body (JOB). Saat ini, PHE mengelola dua JOB, yaitu JOB Simenggaris dan JOB Medco-Tomori. 

Selain itu, ada mekanisme pengelolaan sumur tua sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua. Pengelolaan sumur idle juga dilakukan melalui konsep kemitraan yang saat ini tengah diterapkan di Pertamina EP dan Pertamina Hulu Rokan. 

Sebanyak empat Head of Agreement (HoA) telah disepakati, dan beberapa potensi kemitraan lainnya masih dalam tahap diskusi. Sementara itu, sumur-sumur idle yang dapat dikerjakan oleh PHE sendiri telah direaktivasi sebanyak 800-900 sumur setiap tahunnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related