Sejak mengakuisi perusahaan lokal PT Megasari Makmur Group pada tahun 2010, Godrej Indonesia berhasil meningkatkan penjulalan CAGR sebesar 21% untuk tiga produk andalannya, yaitu HIT, Stella, dan Mitu. Enam tahun paska akuisisi, perusahaan asal Mumbai itu akhirnya mengembangkan satu merek baru, yaitu Nyu, yang merupakan produk pewarna rambut.
Nyu merupakan produk pertama Godrej yang dibuat khusus untuk pasar Indonesia. Godrej melihat bisnis pewana rambut di Tanah Air cukup potensial, mengingat jumah perempuan di Indonesia yang mencapai 50% dari total populasi yang hampir 240 juta jiwa.
Naveen Gupta, CEO Godrej Indonesia menjelaskan, positioning Nyu adalah sebagai produk pewarna rambut yang bisa diaplikasikan di rumah dengan mudah.
“Atau, konsumen juga bisa membawa produk tersebut ke salon terdekat rumahnya untuk diaplikasikan oleh hairstylist,” tutur Naveen saat halal-bi-halal bersama media di kantor pusat Godrej, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Naveen mengungkapkan, produk terbarunya ini memiliki diferensiasi ketimbang merek sekelasnya yang sudah merajai pasar. Yaitu, produk pewarna ini tidak mengandung bahan kimia amonia, sehingga tidak merusak kualitas rambut.
“Sehingga, pewarna ini tidak berbau karena tanpa amonia. Warnanya juga dapat bertahan selama empat hingga enam minggu. Tergantung seberapa banyak kita shampoan, karena shampo dapat melunturkan pewarna rambut,” paparnya.
Naveen mengaku, pihaknya melakukan riset selama tiga tahun untuk menyiapkan produk tersebut, yang mana di negara asalnya India, Godrej menjadi pemimpin pasar untuk kategori pewarna rambut rumahan.
Sebagai perusahaan yang fokus menggarap household care dengan harga ekonomis, Godrej pun memosisikan Nyu sebagai produk massif yang terjangkau. Harga satu bungkus pewarna rambut ini sekira Rp 18.000-Rp 20.000.
Dengan harga itu, Naveen yakin, mereknya dapat bersaing dan mampu merebut pangsa pasar dari merek-merek pewarna rambut yang puluhan tahun telah eksis di Indonesia, seperti Tanco (PT Mandom Indonesia), Henna, atau pun Miranda.
Apalagi, awareness Nyu ini bakal digenjot oleh serangkaian TVC yang dibintangi aktris yang kerap menghiasi film layar perak saat ini, yaitu Bunga Citra Lestari (BCL). Tentu, Godrej menyiapkan bujet promosi yang tak kecil untuk merek barunya itu.
“Kami melihat BCL mewakili target market dari Nyu, yaitu ia mampu hadir sebagai ibu, isteri, perempuan, dan working mother. Ia dapat berbicara ke banyak audiens perempuan Indonesia,” tutur Rishi Oberoi, Marketing Projects Manager Godrej Indonesia di tempat yang sama.
Nyu masih diproduksi di pabrik Godrej di India. Tak menutup kemungkinan, produk ini bakal diproduksi di dalam negeri, yaitu di pabrik Godrej di Gunung Putri, apabila respons konsumen meningkat.
Disebutkan pula bahwa Godrej masih menjadi market leader sebesar 50% untuk kategori pembasmi insektisida, pewangi ruangan, dan tissu basah. Sayang, Naveen tak merinci mengenai target penjualan dari Nyu, merek yang diyakininya bakal menjadi revenue generator baru bagi Godrej.
Editor: Sigit Kurniawan