Program Makmur Besutan PKT, Jawab Tantangan Produktivitas Pertanian

marketeers article

Tahun ini adalah tahun yang mendorong PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk fokus memperluas pengembangan program Makmur. Program ini berfokus menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung para petani, terutama di wilayah Indonesia Timur. Sejak diinisiasi pada tahun 2020, realisasi program Makmur terus meningkat setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2021, program Makmur berhasil menggandeng 9.780 petani untuk bergabung. Selain itu, PKT juga berhasil mengembangkan 18.110 hektar atau berhasil merealisasi hingga 151% dari target 2021.

“Sejak awal terbentuknya program Makmur, kami menciptakan ekosistem pertanian yang kondusif guna mendukung petani untuk mencapai produktivitas yang optimal. Tak hanya mendampingi petani secara intensif dalam proses operasional, kami juga terus memperkuat kolaborasi end-to-end dengan berbagai pihak. Misalnya, instansi keuangan, pemerintahan, hingga korporasi,” ujar Qomaruzzaman, Direktur Keuangan dan Umum PKT.

Dengan cara ini, PKT tidak hanya ingin meningkatkan produktivitas petani, tapi juga mendorong tercapainya kesejahteraan petani secara finansial. Melalui program Makmur ini, PKT juga fokus pada penerapan triple bottom-line 3P (People, Planet, dan Profit) di setiap langkah yang akan dilakukan. Tak lain, upaya ini untuk menjamin budidaya pertanian yang berkelanjutan. Lebih dari itu, integrasi teknologi pun menjadi salah satu fokus PKT agar program semakin efektif dan efisien untuk mencapai target di tahun ini.

Inisiatif Strategis PKT

Berdasarkan studi yang dilakukan PKT, petani Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan tersebut, meliputi minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi, pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, serta jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama. Oleh karena itu, program Makmur dirancang untuk menjawab kebutuhan para petani memulai berbagai inisiatif strategis.

Pertama, PKT menjamin adanya pasar atau pihak yang akan membeli hasil panen. Di sini, terpilih pihak yang terpercaya dan penuh komitmen untuk membeli hasil panen petani sesuai dengan harga pasar yang ada. Tak hanya itu, offtaker juga dapat mengolah hasil panen untuk menciptakan nilai tambah produk.

Kedua, PKT memberikan akses permodalan bagi para petani mitra program Makmur. Instansi perbankan yang ikut tergabung dalam program ini adalah BNI, BRI, dan Mandiri yang siap mendukung petani dengan modal yang dibutuhkan. Selain itu, petani juga mendapatkan perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin kerap dialami oleh petani melalui asuransi yang tersedia.

Ketiga, PKT melakukan pendampingan teknis bagi para petani yang meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan ergonomis dan budidaya, rekomendasi pemupukan, hingga teknologi dan mekanisasi perhatian melalui aplikasi IFARM – RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem rantai pasok dari hulu ke hilir. PKT juga mendistribusikan sarana produksi seperti benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas petani.

Selama lebih dari dua tahun memperluas program Makmur, PKT juga melihat adanya tren dalam pengembangannya. Menurut Adrian R.D. Putera selaku Project Manager Program Makmur, program ini dikembangkan berdasarkan karakteristik geografis dan komoditas unggulan di setiap daerah pengembangan.

“Sejak awal kehadiran, program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi petani. Program ini didukung dengan sistem pengembangan yang terintegrasi mulai dari riset kebutuhan pasar, inovasi produk, hingga meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Melalui ekosistem end-to-end tersebut, kami dapat menjawab tantangan produktivitas dan menjamin pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related