Menghadapi mana normal yang baru, para pelaku usaha masih optimistis ekonomi Indonesia akan membaik. Hal senada juga dirasakan oleh pelaku industri lisensi dan waralaba.
Menurut Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), masih ada pergerakan ekonomi dalam bisnis waralaba dan perlu adanya pengembangan produk atau bisnis baru untuk bertahan di situasi saat ini.
“Para pelaku bisnis yang sedang mengalami hambatan perlu melakukan new business atau new product development. Perlu untuk mempelajari product development agar bisa beradaptasi di segala situasi,” ujarnya.
Baginya model bisnis waralaba mempunyai keunggulan dan keunikan tersendiri yang dapat bertahan dan berkelanjutan dalam menghadapi kenormalan baru.
“Dalam menghadapi new normal, pelaku bisnis perlu menyesuaikan dengan situasi karena adanya perubahan consumer behavior. Misalnya menyesuaikan dari sisi promosi atau operasionalnya,” tutup Anang.
Setelah pandemi ada perubahan tren perilaku konsumen sehingga para pelaku bisnis perlu beradaptasi dan melakukan perubahan model bisnis. Pelaku bisnis bisa melakukan efisiensi, mengubah dan atau menyesuaikan model bisnis, menambah produk baru, dan memperkuat positioning.
“Bagaimana kita sebagai pelaku bisnis melakukan shifting model bisnisnya untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini atau mencari bisnis baru dengan menjalankan new normal dengan panduan yang sewajarnya dipatuhi tentunya,” ujar Susanty Widjaya CFE, Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI).
Bisnis waralaba dinilai ke depannya akan membuka peluang usaha yang besar pasca pandemi. Ajang pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo & Conference (IFRA) juga siap diselenggarakan dalam kondisi yang sudah ditetapkan.
Disampaikan oleh Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur Dyandra Promosindo selaku promotor dari IFRA, IFRA akan dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
“Sejauh ini kami masih mengikuti perkembangan kebijakan dari pemerintah. Jika IFRA tetap dilaksanakan tentunya akan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku seperti penyediaan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, crowd management dengan pembatasan jumlah pengunjung, dan penjualan tiket masuk secara online.,” ujar Hendra.
Ia berharap melalui IFRA dapat menjadi wadah berkontribusi dalam pemulihan ekonomi negara, karena IFRA membuka banyak peluang bisnis mulai dari business opportunity, franchise hingga lisensi merek dan banyaknya lapangan pekerjaan baru,