Permintaan terhadap layanan telekomunikasi terus meningkat. Pandemi menjadi salah satu motor permintaan ini, terutama layanan internet. Hal ini tentu bisa menjadi peluang bagi perusahaan telekomunikasi termasuk infrastruktur untuk memperbesar dan memperbanyak layanan.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) nyatanya melihat peluang ini dengan cepat. Melalui anak usahanya, PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), PSN menggandeng perusahaan manufaktur aerospace asal Perancis, Thales Alenia Space (SPN) memulai konstruksi satelit multifungsi Satelit Republik Indonesia (SATRIA). Satelit ini akan digunakan untuk memperkuat sistem komunikasi satelit domestik di Indonesia.
“Pandemi memberikan pengaruh signifikan terhadap industri dirgantara, termasuk satelit yang mengakibatkan proyek ini sempat terganggu. Adanya gangguan supply chain dan pengoperasian fasilitas pabrikasi. Namun, keputusan untuk melanjutkan proyek mengartikan bahwa iklim investasi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia tidak melambat,” kata Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika.
Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PSN menjelaskan bahwa proyek SATRIA merupakan bagian dari rangkaian Satelit Nusantara yang dimulai sejak 2019. Satelit ini berkapasitas 150 Gbps menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS). Sementara itu, satelit ini menggunakan frekuensi Ka-Band.
Atas kapasitasnya ini, SATRIA diklaim tiga kali lipat lebih besar dari semua kapasitas satelit nasional yang saat ini masih digunakan.
“Proyek ini bisa menjadi jawaban dari digital gap di Indonesia sekaligus mendukung terbentuknya digital society yang mempermudah bidang pendidikan, pemerintahan, kesehatan, perekonomian, dan lain sebagainya untuk dilakukan secara digital,” kata Adi.
Dari sisi investasi, total investasi SATRIA mencapai US$ 550 juta (Rp 8 triliun). Proyek ini dibiayai oleh sindikasi bank internasional, yaitu The Hongkong and Shanghai Bank Corporation Limited (HSBC), Banco Santander, dan The Korean Development Bank (KDB). Sejumlah dukungan juga hadir dari lembaga keuangan multilateral.
“Kami menerapkan presentasi fasilitas pinjaman sekitar US$ 425 juta (Rp 6,3 trilun) atau setara 22,73% dari total investasi SATRIA. Sisanya menggunakan modal Konsorsium PSN,” tutup Adi.