Pasar Amerika Serikat (AS) merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia. Perkembangan ekonomi AS sangat menentukan nilai ekspor Indonesia ke AS. Secara umum setiap 1% peningkatan total ekspor USA, terjadi peningkatan 0,7% total ekspor Indonesia ke negara tujuan AS. Artinya jika pasar AS berkembang, maka figur ekspor RI juga akan meningkat. Dan, salah satu produk dengan pasar yang sangat besar di AS adalah produk vacuum cleaner.
Secara global, market size vacuum cleaner tahun 2021 adalah sekitar Rp 161 triliun. Dari nilai tersebut, pasar vacuum cleaner di AS mencapai Rp 70 triliun atau sekitar 43.5% pasar dunia. Merespons potensi tersebut, pada tahun 2019, produsen peralatan rumah tangga PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) menjalin kerja sama dengan raksasa elektronik dari China Guangdong Xinbao (Donlim). Keduanya membentuk perusahaan joint venture (JV) berskema penanaman modal asing (PMA) dengan nama PT Selaras Donlim Indonesia (SDI). PT SDI berperan untuk melakukan kegiatan ekspor dan memenuhi permintaan vacuum cleaner dari pasar AS.
“Di kerja sama JV ini, SCNP memegang kepemilikan pada SDI sebesar 55% dan Donlim sebesar 45% dengan tujuan ekspor ke AS tanpa melakukan penjualan ke pasar lokal. Pada Maret 2021, kontainer kami telah sampai di beberapa negara bagian di AS, seperti California, Texas, Virginia, Pennsylvania,” ujar Sundi, Direktur Utama PT SDI pada acara peresmian PT SDI di Kabupaten Bogor, Selasa (20/4/2021).
Sundi melanjutkan, tahun ini pihaknya diprediksi akan memproduksi hingga 1 juta unit. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Hingga akhir tahun 2021, perseroan telah mempersiapkan infrastruktur manufaktur dengan membangun sejumlah assembly line production. Fasilitas ini akan dioptimalkan penggunaannya dalam rangka mass production vacuum cleaner hingga 2,2 juta unit (setara dengan Rp 800 miliar). Dari total produksi ini, PT SDI akan menyerap tenaga kerja hingga 600 orang.
Dalam kunjungan ke SCNP, Bupati Kabupaten Bogor Ade M. Yasin menyatakan bahwa kontribusi SCNP terhadap devisa negara dan pasar tenaga kerja domestik layak untuk diapresiasi. “Selama pandemi ini, kami membuka pintu investasi seluas-luasnya. Harapannya dunia usaha tetap terjaga dan perekonomian tetap maju. Kegiatan ekspor produk elektronik ini, selain membantu pemulihan ekonomi negeri juga akan membangun citra bahwa Kabupaten Bogor telah melek teknologi,” ujar Ade Yasin.
Transfer teknologi dari Tiongkok
Lebih dari itu, kerja sama JV ini juga memberikan banyak keuntungan bagi SCNP. “Akibat perang dagang antara AS dengan Tiongkok, kini produk dari Tiongkok yang hendak masuk ke pasar AS akan dikenakan pajak tambahan hingga 25%. Sebab itu, banyak perusahaan China yang menjalin kerja sama dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, dan Indonesia untuk melakukan produksi dan mengekspor ke AS,” ujar Hendrik Nursalim, CEO SCNP.
Model bisnis yang dilakukan perusahaan Tiongkok ini pun memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Selain mendapatkan keuntungan dari kegiatan ekspor, kerja sama ini melahirkan proses transfer teknologi dan pengetahuan. Selain itu, kerja sama ini juga memberikan pengalaman ekspor bagi SCNP, khususnya di pasar AS.
“Dengan kerja sama ini, kapabilitas kami semakin meningkat. Kami pun semakin kompetitif, termasuk saat harus melakukan kegiatan ekspor,” tutup Hendrik.