Holding Perkebunan Nusantara meluncurkan merek baru bernama Walini. Brand Walini dikhususkan untuk empat komoditas produk PTPN yakni gula, minyak goreng, teh dan kopi yang diperuntukan menembus pasar ritel pada tahun ini.
“Setelah peluncuran ini, secara resmi seluruh produk PTPN akan menggunakan brand Walini. Dengan logo dan merek baru ini kami persiapkan produk PTPN untuk semakin mampu menembus pasar ritel dan semakin dikenal masyarakat,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Dolly P.
Baginya, selama ini, produk PTPN Holding menggunakan brand yang berbeda-beda dan disribusinya masih terbatas. Sehingga dengan peluncuran logo dan merek baru ini, merek Walini akan digunakan untuk komoditas yang akan masuk ke pasar ritel. “Merek Walini ini akan kami gunakan untuk seluruh produk PTPN yakni gula, minyak goreng, teh dan kopi,” jelas Dolly.
Walini dipersiapkan untuk merambah pasar dari kalangan menengah, sementara PTPN tetap mempertahankan merek premium untuk komoditas kopi dan teh yakni teh Kayu Aro dan kopi Rollaas. Dalam pemasarannya, PTPN akan memanfaatkan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sebagai distributor ritel, yang saat ini sedang dimaksimalkan fungsinya.
Komisaris Utama Holding Perkebunan Nusantara Arif Satria menambahkan, momentum ini merupakan peluang untuk memperluas pasar baru di ritel dimana saat ini sangat kompetitif dan menjanjikan. Selain itu, untuk memperkuat lini bisnis di segmen ritel akan memberi kontribusi dalam mendukung pencapaian target PTPN Holding pada tahun ini.
Konsep logo baru dan terdiri dari simpul tali melambangkan peran perusahaan sebagai Holding Perkebunan Nusantara yang akan menjadi pemersatu dan mensinergikan PTPN Grup. Hal ini relevan untuk mengekspresikan Holding Perkebunan Nusantara sebagai pemersatu dan mensinergikan anak perusahan dari PTPN I hingga PTPN XIV.
Holding Perkebunan Nusantara ini memiliki cakupan usaha berupa budidaya tanaman, produksi, perdagangan, pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis, Agro Industri, Agro Forestry, dan usaha lainnya. Komoditas yang dikelola di atas lahan 1,18 juta hektar adalah kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan, buah-buahan, dan aneka tanaman lainnya.
Editor: Sigit Kurniawan