Puasa Mampu Menahan Nafsu Belanja? Lakukan 5 Menit ini

marketeers article

Selama Ramadan, tingkat konsumsi masyarakat cenderung berubah. Memang, selama menjalani ibadah puasa, mereka dituntut untuk menahan mafsu dari makan dan minum. Namun, rasanya tidak bagi nafsu berbelanja.

Pasalnya, selama Ramadan dan menjelang Hari Raya, tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi. Ini patut dianggap lazim karena pada momen tahunan itu, masyarakat kaum pekerja memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR). Apalagi, tahun ini, Pemerintah menaikkan THR para Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekaligus mengucurkan Gaji ke-13 dalam waktu bersamaan.

Dus, pemain ritel pun berharap inisiatif itu akan mendongkrak permintaan akan produk. Diskon pun telah digeber dari minggu pertama Ramadan, memberikan “trigger”  untuk ‘Ayo belanja segera mungkin!’.

Ari Adil, perencana keuangan independen mengatakan, banyak orang terjebak daam perilaku konsumsi berlebihan selama Ramadan, karena mereka berpikir memperoleh pendapatan lebih. Padahal, di saat uang melimpah, itu momen tepat untuk melakukan perencanaan keuangan,

“Saya menawarkan berplikir perencanaan keuangan selama lima menit. Hal ini dilakukan untuk menghindari tagihan yang melonjak pasca Idul Fitri,” kata dia.

Karena adanya eksternal faktor yang membuat banyak harga kebutuhan utama menjadi naik, diperlukan upaya pengawasan pengeluaran yang dilakukan secara internal pribadi masing-masing. Dari berbagi item pengeluaran, Ari secara sederhana mengategorikannya menjadi 5 tipe pengeluaran prioritas dengan prosentase masing-masing sebagai berikut:

  • 5% Zakat dan Sedekah

Sebagai seorang muslim, Zakat dan Sedekah adalah kebutuhan prioritas yang harus dikeluarkan. Dengan 2.5% dari penghasilan setiap bulannya, Ari mengajak setiap individu untuk dapat meningkatkan prosentase zakat sebesar 2 kali mengingat penghasilan yang diterima termasuk THR. Sehingga, perhitungan zakat dan sedekah menjadi 5% pada bulan Ramadan ini.

  • 20% Investasi

Untuk mencapai keamanan keuangan di masa mendatang, Ari menyarankan, dengan THR yang diterima merupakan kesempatan untuk meningkatkan prosentase investasi sebesar 20% yang sebelumnya hanya 10% setiap bulan.

  • 15% Saving dan Cash atau Emergency Fund

Generasi terdahulu telah membuktikan bahwa menabung dapat menopang kehidupan mendatang mereka. Ketekunan menabung mereka dapat menjadi teladan bagi kalangan millennial baik untuk membeli sesuatu yang kita inginkan ataupun untuk kebutuhan dana darurat.

Sebelum menerima gaji dan THR, hitung kembali 15% dari total penghasilan yang diterima untuk dianggarkan sebagai tabungan dan dana darurat.

  • 30% Pelunasan dan Pengeluaran Reguler

Amankan 30% dari penghasilan yang diterima untuk membayar tagihan dan pengeluaran reguler. Pastikan pengeluaran reguler seperti membayar gaji dan THR pekerja (bila ada) telah diamankan sehingga tidak ada tagihan yang harus diselesaikan. Ingat, semua tunggakan terjadi karena menggampangkan tagihan.

  • 30% Pengeluaran Kebutuhan Ramadan

Atur pengeluaran kebutuhan Ramadan seperti makan di luar, buka bersama, makanan berbuka, baju baru, kebutuhan mudik, hingga kebutuhan lebaran lainnya harus diambil dari 30% dana ini.

Untuk menghemat pengeluaran pada anggaran ini pastikan Anda membuat skala prioritas dengan siapa Anda berbuka puasa.

 

“Luangkanlah waktu 5 menit saja, untuk mengulas kembali, memperkirakan, dan membuat skala prioritas pengeluaran kita selama bulan Ramadaan,” tutup Ari.

Related