Sebagai platform musik online, JOOX menggandeng para musisi band indie dalam negeri. Selama ini, band indie kerap diartikan sebagai musisi yang tidak bergantung pada perusahaan rekaman. JOOX melakukan roadshow ke beberapa kota di Indonesia, seperi Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan lainnya. Selanjutnya, JOOX pun akan menggelar roadshow di Jakarta.
“Dari roadshow JOOX Indie Worskhop, sudah ada 150 band yang bergabung dengan JOOX. Angkanya angka tumbuh lagi setelah Jakarta,” kata Girindra Prabowo Okky, GM Content Department of Tencent Indonesia.
JOOX melihat peminat musik dan jumlah band Indie di Indonesia sangat banyak. Namun, eksistensi mereka belum diketahui. “JOOX ingin menjadi platform yang menghubungkan pembuat dan penikmat produknya,” kata Okky. Dengan bergabung pada JOOX, harapannya hasil karya musisi India ini bisa bergaung di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara. Pasalnya, perusahaan milik Tencent ini sudah beroperasi di negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan juga China.
JOOX juga menyediakan fitur yang membuat musisi bisa men-share langsung link yang ada ke media sosial mereka. Hal ini tentunya untuk membantu memasarkan hasil karya mereka ke komunitas yang ada.
Sayang, JOOX enggan membocorkan berapa royalti yang didapatkan musisi Indie itu. “Yang jelas, kami menawarkan flat fee dan royalty. Setelah kurasi dalam roadshow, kami akan berdiskusi lebih lanjut. Tapi royalti bukan per stream tapi flat,”kata
Agar bisa bersaing dengan jutaan konten yang ada, JOOX juga menghadirkan fitur fresh indie. Selain itu, JOOX juga akan menganalisis perilaku penggunanya. Misal ketika pengguna suka mendengarkan lagu indie, maka JOOX akan menyebarkan secara khusus ke pengguna, untuk musik dan lagu yang memiliki genre hampir sama.
Band Seringai pun menjadi musisi yang memanfaatkan platform ini. Berbagai lagu Seringai, baik baru, lama, atau belum terilis saat ini hadir di JOOX.
“Kerjasama dengan agregator bukan hal yang mudah. Tapi JOOX melakukan jemput bola.
Indonesia memiliki talent yang baik serta pasar yang besar. Ini bisa menjadi peluang bagi band indie sehingga karyanya bisa didengar banyak orang,” kara Wendi Putranto, Manajer Band Seringai dan Sandy Sandhoro.