Intel Corporation berencana mengoperasikan unit chip yang dapat diplot sebagai bisnis yang berdiri sendiri. Rencana itu sudah disiapkan sejak Januari lalu dan bila tidak ada aral melintang dalam dua atau tiga tahun ke depan unit chip tersebut bisa melantai di pasar modal atau Initial Public Offering (IPO).
Intel mengakuisisi bisnis itu saat membeli Altera senilai US$ 16,7 miliar. Chip ini dapat merancang satu tugas yang bisa digunakan dalam segala hal, termasuk dapat mengenkripsi data hingga peralatan telekomunikasi nirkabel 5G.
Sandra Rivera, seorang petinggi Intel akan mengawasi unit baru ini dan tetap menggunakan pabrik Intel untuk membuat chip-nya. Meski begitu, Intel tengah mencari pengganti Rivera lantaran bertugas mengawasi pusat data perusahaan bisnis chip kecerdasan buatan.
Rivera mengatakan unit ini lebih banyak menggunakan pabrik Intel ketimbang pabrik di Taiwan, tempat awal chip dibuat. Diketahui chip yang dapat diprogram ini dapat digunakan dalam aplikasi pertahanan, seperti jet tempur.
“Kami melihat minat pelanggan yang sangat besar terhadap rantai pasokan yang lebih aman dan kuat di Amerika Utara, dan Anda bisa membayangkan para pelanggan industri, pelanggan kedirgantaraan dan pangkalan pertahanan. Kami menyiapkan hal ini agar benar-benar memiliki keunggulan yang unik dengan memanfaatkan Intel, “ kata Rivera.
Kesepakatan ini mengikuti langkah-langkah Intel sebelumnya untuk menjual unit chip memori kepada SK Hynix dan mempublikasikan sebagian unit chip mobil otonom Mobileye. Kedua upaya tersebut bertujuan untuk merampingkan bisnis Intel dan mengumpulkan modal untuk strategi CEO Pat Gelsinger untuk membalikkan keadaan perusahaan dengan menghidupkan kembali divisi manufaktur, yang telah tertinggal dari para pesaingnya seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.
“Ini merupakan langkah yang tepat dan efektif untuk menciptakan nilai lebih bagi para investor dan memungkinkan Intel untuk fokus pada kompetensi inti sembari mengumpulkan dana untuk upaya turnaround,” ujar Michael Ashley Schulman, kepala investasi di Running Point Capital Advisors.
Editor: Ranto Rajagukguk