Penipuan dengan target aset kripto Bitcoin (BTC) terjadi lagi yang mana seseorang berpura-pura menjadi Elon Musk, pendiri dan CEO Tesla. Penipu beraksi dengan membuat siaran langsung di platform YouTube dengan menampilkan tokoh seperti Elon Musk, dan mengajak penonton untuk mengirimkan BTC dan aset kripto lain mereka ke sebuah link.
Analis dari Whale Alert mengatakan, setidaknya aksi penipuan itu sudah mampu meraup keuntungan sekitar US$ 30 juta, atau setara Rp 436 miliar. Namun, angka tersebut rupanya masih jauh lebih rendah dibandingkan kerugian pada tahun 2021 yang mencapai US$ 98 juta, atau senilai Rp 1,4 triliun.
Tahun ini, penipu kurang berhasil, kata Frank van Weert, pendiri Whale Alert. Akan tetapi, penipu aset kripto masih menghasilkan jutaan dolar Amerika Serikat (AS) dan bisa lebih banyak jika ada kenaikan harga Bitcoin.
“Jumlahnya turun dibandingkan tahun 2021, tetapi masih banyak korban yang jatuh, karena penipu mengembangkan taktik mereka. Saat ini, korban mereka baru sedikit, karena turunnya harga Bitcoin. Tapi itu akan berubah karena tidak cukup banyak yang dilakukan untuk menghentikan penipu kripto” kata Van Weert dilansir dari BBC, Jumat (10/6/2022).
Dalam sepekan belakangan, penipu kripto mampu meraup 7,68923261 Bitcoin senilai US$ 243.000 atau sekitar Rp 3,5 miliar. Selain itu, penipu juga meraup Ethereum (ETH) sebanyak 5,016 atau senilai Rp 131 juta.
Penipu kripto tampak mengubah nama dan gambar puluhan saluran YouTube agar terlihat seperti saluran resmi Tesla, salah satu perusahaan milik Elon Musk. Mereka diperkirakan membeli email dan kata sandi dari data bocor yang dijual secara online, atau hanya mencoba kata sandi umum dengan alamat yang diketahui.
Aisack, artis musik urban asal Chili memiliki saluran YouTube yang diretas dan dibajak dua pekan lalu. “Pengikut saya di jejaring sosial lain mulai bertanya apa yang terjadi dengan nama saluran YouTube saya, dan sangat bingung mengapa saya menyiarkan konten Tesla,” katanya.
Sebagian besar streaming langsung palsu menunjukkan pakar dari perusahaan investasi ARK Invest, dengan Elon Musk dan Jack Dorsey, bekas CEO Twitter. Seorang juru bicara ARK Invest mengatakan bahwa mengetahui saluran YouTube pihak ketiga yang diretas dan menyamar sebagai perusahaan.
“Akun-akun ini adalah peniru dan tidak berafiliasi dengan ARK Invest dengan cara apa pun. ARK Invest tidak akan pernah menggunakan YouTube atau media sosial lainnya untuk meminta uang, termasuk cryptocurrency,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk