Pusat Perbelanjaan Diramal Tumbuh 12%, Didominasi di Luar Jakarta

marketeers article
Alphonzus Widjaja, Ketua Umum APPBI dalam acara MarkPlus Conference 2025 bertajuk Reimagining Market-ing: People, Technology, and Impact di Jakarta, Kamis (5/12/2024). Sumber gambar: Marketeers/Nugraha.

Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memproyeksikan bisnis pusat perbelanjaan akan tetap tumbuh sebesar 11%-12% pada tahun 2025 secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan pusat perbelanjaan sebagian besar didominasi di wilayah luar Jakarta seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Alphonzus Widjaja, Ketua Umum APPBI menjelaskan di Jakarta pertumbuhan masih tetap ada namun jumlahnya terbatas lantaran sedikitnya lahan tersisa. Selain itu, pusat perbelanjaan di Jakarta juga tidak bisa berdiri dan harus menggandeng properti lain, seperti gedung perkantoran, hotel, dan apartemen.

BACA JUGA: Bidik Pasar RI, Peritel Rusia Bakal Investasi US$ 2 Juta

“Saya kira pertambahan pusat perbelanjaan tetap ada, bahkan sejak pandemi COVID-19 pun tetap ada. Apalagi masih ada peluang dari sisi rasio luasan mal terhadap populasi di Indonesia yang masih sangat rendah, bahkan kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand,” kata Alphonzus dalam MarkPlus Conference 2025 bertajuk Reimagining Market-ing: People, Technology, and Impact di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Menurutnya, kinerja industri pusat perbelanjaan pada tahun ini pun tidak terlalu buruk. Hal ini tercermin dari pertumbuhannya di angka 9%-10% (yoy). Dengan begitu, optimisme pertumbuhan masih akan berlanjut pada tahun depan yang didorong pula oleh berbagai kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang akan membangun 3 juta rumah.

BACA JUGA: Pusat Perbelanjaan Punya Peluang Berkembang di Kota Kecil

Kendati demikian, ada tantangan yang perlu diwaspadai pula oleh para pengelola pusat perbelanjaan seperti di antaranya menurunnya daya beli masyarakat dan periode peak season yang tahun depan akan banyak berkumpul pada kuartal I 2025.

Alphonzus bilang masa-masa panen terbesar pusat perbelanjaan, yakni saat libur Ramadan dan Idulfitri serta Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pada tahun 2025, kedua seasonal marketing itu datang berdekatan yakni Desember dan Maret.

Belum lagi dari Imlek dan libur sekolah yang akan terjadi pula pada kuartal I sehingga masa low season-nya akan lebih panjang. APPBI memperkirakan low season akan terjadi pada kuartal II hingga IV tahun 2025.

“Tahun ini low season-nya sangat dalam karena melemahnya daya beli, tahun depan low season-nya sangat panjang karena Ramadan dan Idulfitri makin maju. Jadi kuaratal IV tahun 2024 dan kuartal I tahun 2025 aman karena ada Pilkada, lanjut Natal, Imlek, dan Idulfitri,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS