Putera Sampoerna Foundation Dorong Pengembangan Karier Guru di Pelosok

marketeers article
Krisdiana, guru di kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Foto: PSF)

Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui program School Development Outreach (SDO) hadir mengembangkan karier guru. Upaya ini dilakukan secara terintegrasi, holistik, dan sistematis melalui platform Guru Binar.

“Kami percaya bahwa tema ‘Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar’ menjadi penyemangat kami dalam menjalankan setiap program baik yang masih berlangsung maupun yang sudah selesai, termasuk Guru Binar,” ujar George Yudistira Irawan, Chairman, Board of Executives Putera Sampoerna Foundation dalam laporan tertulisnya.

Platform yang berisi rangkaian webinar seputar peningkatan kompetensi guru ini menjawab kebutuhan Krisdiana -salah satu guru di kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah- akan akses pelatihan guru yang lebih terjangkau karena bisa diakses secara online.

Bergabung sejak tahun 2022, perempuan yang akrab disapa Kris ini merasakan banyak sekali manfaat yang dapat meneguhkan panggilan hati beliau sebagai guru, terutama dalam menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif tetapi tetap efektif.

Di tengah area perkebunan sawit, Krisdiana, Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, punya cara sendiri untuk menebar semangat mengajar dari hati. Sejak kecil, Kris tahu bahwa menjadi guru adalah panggilan hati setelah melihat gurunya mengajar dengan sepenuh hati.

Kris ingin menjadi guru yang bersahabat dengan murid-muridnya, sebagaimana gurunya dulu menjadi sahabat baginya. Impian Kris membawanya hingga saat ini memimpin SD Perdana sekaligus mengajar siswa-siswi kelas VI. Sekolah tempat Kris mengajar berada di tengah perkebunan sawit.

BACA JUGA: Program EPP Putera Sampoerna Foundation Dorong Kompetensi Guru di Samarinda

Tidak hanya jauh dari tempat tinggal para murid, suasana di sekitar sekolah pun kering dan panas sebagaimana karakter perkebunan sawit umumnya. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Kris, karena murid-murid harus dimotivasi agar terus semangat ke sekolah.

Kris selalu meyakini bahwa pendidikan yang setara adalah hak semua muridnya, maka ia berusaha keras agar mereka bisa mendapatkan solusi terbaik untuk semua kendala dalam proses belajar di sekolah.

Namun Kris tahu bahwa membangun kedekatan dan interaksi dengan siswa saja tidak cukup. Dengan perkembangan zaman dan kurikulum yang berkala diperbarui, guru juga harus mampu menyesuaikan cara mengajar dan mengembangkan materi ajarnya.

Di titik ini Kris bertekad untuk mengikuti banyak pelatihan keguruan agar keterampilan mengajarnya terus meningkat. Beberapa kali ia mengikuti pelatihan di Palangkaraya yang menuntutnya menempuh sebelas jam perjalanan dari Sukamara. Ternyata ini berat untuk dijalani.

Ilmu yang didapatkan dari pelatihan di Guru Binar mulai Kris aplikasikan dalam kesehariannya. Misalnya, Kris suka memulai kelas dengan pertanyaan pemantik agar para murid terpancing untuk berdiskusi, lebih kritis terhadap sebuah situasi, dan berinisiatif mencari solusinya.

Lain waktu Kris menyisipkan kuis yang bisa meningkatkan interaksi antarmurid di kelas. Terkadang pula, Kris mengajak muridnya untuk belajar di luar kelas dengan mengunjungi perpustakaan dan observasi di lingkungan sekitar sekolah.

BACA JUGA: Poetra Sampoerna Berdayakan Lebih dari 30.000 Guru di Wilayah 3T

Berkat kedekatan yang dibangun dengan para siswa ditambah keikutsertaannya dalam Guru Binar, Kris merasa peningkatan, pemahaman, dan ingatan para murid berkembang lebih baik. Selain itu, mereka juga semakin aktif terlibat selama pembelajaran berlangsung.

Tiap akhir semester Kris juga mengajak muridnya untuk melakukan refleksi untuk mengetahui tanggapan muridnya dan mendapat masukan yang akan digunakannya untuk memperbaiki cara mengajarnya. 

“Pelatihan di Guru Binar ini memiliki materi yang dibahas secara terperinci dan penjelasannya mudah dipahami oleh para guru peserta. Lebih menyenangkan lagi, materi yang disampaikan tidak hanya berupa teori, tetapi juga praktek untuk diterapkan dasar-dasar ilmunya di kelas, hingga para guru menjadi lebih melek teknologi,” ujar Kris melalui laporan tertulis PSF.

Kris adalah satu dari 30.000 guru dan kepala sekolah yang telah mengikuti Guru Binar yang telah diadakan sejak tahun 2021. Program ini telah memberikan dampak kepada 400 ribu siswa di berbagai wilayah di Indonesia, terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Komitmen yang selalu PSF-SDO usung dalam Guru Binar sejalan dengan tema peringatan Hari Guru Nasional 2023 “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” yang mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan bersatu padu dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.

Selama dua dekade, PSF terus mengukuhkan komitmen untuk mendukung kualitas pendidikan Indonesia melalui berbagai programnya. Hingga saat ini, program-program PSF-SDO terus berjalan secara paralel, yaitu Teachers Learning Center (TLC) di Kabupaten Musi Banyuasin, Gowa, Kudus, Karawang, Sulawesi Tenggara, Bojonegoro, Tuban, Manado, Kubu Raya, Pasuruan dan Lumajang.

Hadir pula Lighthouse School Program (LSP) di Sukamara, Tompobulu, dan Baubau; Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) di Samarinda, Kalimantan Timur. Serta, Program Sekolah Berasrama di Kediri, Jawa Timur. Terselenggaranya seluruh program PSF-SDO merupakan hasil dari kerja sama yang dijalin dengan para mitra, baik dari lembaga pemerintahan maupun swasta.

Related

award
SPSAwArDS