Quipper Jawab Keresahan Belajar di Tengah Pandemi Lewat Hybrid Learning
Perusahaan teknologi pendidikan atau edtech Quipper, menyatakan kesiapannya dalam mendukung pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam mengoptimalkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Di samping PTM terbatas, implementasi pembelajaran yang saat ini terjadi adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring, serta hybrid learning yang merupakan gabungan antara kedua metode pembelajaran tersebut.
“Hybrid learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka untuk menghindari learning loss. Pemerintah berupaya untuk membantu efektifitas hybrid learning di sekolah-sekolah melalui berbagai program seperti relaksasi dana BOS,” ujar Juandanilsyah, Analis Kebijakan Ahli Madya, Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat SMA, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbudristek.
Dalam mendukung dunia pendidikan di Indonesia, Quipper menawarkan solusi Quipper Video dan Quipper School Premium (QSP). Dalam keterangan resminya, Quipper mengatakan bahwa akun Quipper akan sangat membantu para siswa melalui beragam fitur unggulan seperti fitur pencarian, fitur Rekomendasi Topik, dan fitur Prestasi Belajar.
“Pada awal penerapan PJJ, Quipper School Premium memungkinkan guru mengunggah materi dan pemberian tugas belajar, melakukan ujian dan penilaian otomatis. Mereka juga bisa memantau aktivitas belajar serta pencapaian siswa secara real-time dan otomatis, hingga pertemuan daring melalui Zoom yang terintegrasi dengan sistem kami,” ucap Business Strategy and Growth Senior Manager Quipper Indonesia Ruth Ayu Hapsari.
Lebih lanjut, Ayu mengatakan QSP juga memudahkan guru dalam pemantapan penguasaan materi melalui video pembelajaran, pemanfaatan waktu di kelas dengan efektif, serta mempersiapkan siswa menghadapi Asesmen Nasional dan SBMPTN lewat konten soal intensif dan tryout.
Di samping itu, Quipper mengklaim bahwa pihaknya rutin menyelenggarakan seminar online, lokakarya, pelatihan, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan wawasan guru.
“Kami optimistis terhadap kemungkinan pembelajaran campuran atau hybrid learning tidak hanya relevan pada saat PTM terbatas berlangsung, tapi bisa akan menjadi bagian dari ekosistem pendidikan di masa yang akan datang,” pungkas Ayu.