Bukalapak cukup dikenal dengan komunitas para pedagang di lapak mereka atau yang mereka sebut pelapak. Bahkan, Bukalapak mengklaim bahwa mereka adalah pionir di antara para pemain marketplace di Indonesia dalam melakukan komunitisasi marketing (community based marketing). Pendekatan yang mereka lakukan pun sangat sederhana namun cukup kuat. Apa itu?
“Kami membentuk komunitas ini sejak tahun 2013 di sekitar Jabodetabek. Lalu 2016 kami mengembangkannya hingga ke 30 kota di Indonesia melalui sebuah roadshow,” Mega Tri Agustina, Community Manager Bukalapak di Kopdar Bukalapak di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (17/3/2018).
Mega menyebutkan, Bukalapak memiliki sekitar 2500 member komunitas. Dalam mengelola komunitas ini, Bukalapak membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga bagian, Barat, Tengah, dan Timur. Setiap bagian wilayah dipegang oleh satu tim yang berisikan sekitar dua orang.
Tim inilah yang bertanggung jawab atas aktivasi berbagai kegiatan di setiap daerah. Seperti Mega yang ditempatkan di bagian Indonesia Timur, tengah memegang 15 kota dengan program dua acara dalam setahun di setiap kota. Program yang biasa mereka gelar berupa Kopi Darat (Kopdar) besar, Ngelapak yang sifatnya privat untuk sepuluh orang yang biasa digelar seminggu sekali, pelatihan untuk para UMKM go digital, hingga seminar online yang bisa ditonton di seluruh Indonesia.
Di luar itu, para komunitas di setiap daerah rutin melakukan kopdar sendiri secara swadaya yang dipimpin oleh seorang Pelapak Jawara dan Ranger yang jumlahnya bisa dua sampai tiga orang pelapak terbaik di daerah tersebut. Seperti di Pontianak, Kalimantan Barat, Bukalapak dibantu oleh sekitar tiga orang Pelapak Juara yang dengan sukarela mengelola komunitas Pelapak di Pontianak. Mereka biasa melakukan kopdar ini mulai dari di rumah salah satu anggota hingga mencari cafe.
“Konsep gotong royong sangat kuat kami bangun dalam mengelola komunitas ini. Hampir setiap bulan mereka melakukan kopdar dengan biaya sendiri atau mencari sponsor sendiri. Dengan sukarela mereka mengelola komunitas ini,” lanjut Mega.
Meski begitu, Bukalapak tetap menjaga semangat para pelapak ini dengan sesekali mengunjungi mereka. Hubungan yang kuat pun terus mereka bangun. Bukan sekadar pada hubungan berbasis fungsional tetapi semangat para Pelapak ini sudah masuk tahap peduli terhadap sesama Pelapak dan UMKM di daerah mereka.
Selain itu, Bukalapak juga memiliki perwakilan Pelapak yang ditugaskan untuk mencari Pelapak baru. Pada inovasi ini, mereka memberikan kontrak kepada Pelapak tersebut yang membantu Bukalapak berpenetrasi lebih jauh di sebuah daerah.
“Saat ini kami memiliki sekitar 83 komunitas. Kami selalu membangun komunikasi, hingga 24 jam dengan mereka, bahkan di luar jam kerja. Harapannya, komunitas ini bisa bertambah membernya setiap tahun 10%-20%. Setiap bulan pun ada pemekaran kota. Di sini, kami selalu memposisikan diri sebagai teman terdekat mereka,” tutup Mega.
Editor: Sigit Kurniawan