Berawal dari ide membuat acara karnaval untuk keluarga besar, Dynand Fariz menjadikan acara tersebut sebagai karnaval yang rutin diadakan setiap tahun di Jember. Kini, Jember Fashion Carnaval bertransformasi menjadi sebuah perhelatan akbar fesyen yang ditunggu-tunggu baik masyarakat Jember bahkan hingga turis mancanegara. JFC memiliki magnet tersendiri yang mampu membuat penonton berdecak kagum dengan suguhan karnaval daerah yang dikemas secara modern.
“Pada Awal JFC diselenggarakan, respons masyarakat belum terlalu positif. Namun, di penyelenggaraan selanjutnya mulai mendapat tanggapan dari masyarakat,” ujar Presiden JFC dalam Jakarta Marketing Week 2015 di Jakarta, Jumat (8/5/2015).
Menyelenggaraan JFC ini bukan tanpa rintangan, sambung Fariz, beberapa pihak sempat tidak setuju dengan diadakannya JFC. Mereka beranggapan JFC ini terinspirasi budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya lokal. Tanggapan negatif tersebut ditepis oleh Fariz dengan meyakinkan mereka yang memandang sebelah mata JFC. “Saya lahir di Jember dan ingin membangun Jember. Tujuan saya membuat JFC adalah ingin mendatangi wisatawan ke Jember,” katanya.
Memasuki penyelenggaran JFC yang ke-14 kali tahun ini, Fariz mampu membuktikan perkataannya. Fariz dengan bangga mengatakan karnaval terbesar dan termegah keempat di dunia ada di Jember, Jawa Timur. Kerja keras Dynand dan timnya pun menorehkan berbagai prestasi. Salah satu prestasi yang diraih Fariz adalah kostum The Chronicle of Borobudur berhasil menyabet juara untuk kostum nasional terbaik di ajang Miss Universe 2014 yang saat itu diperagakan oleh Elvira Devinamira.
Kesuksesan yang diraih JFC saat ini bukan tanpa kerja keras. Diperlukan pengelolaan yang baik untuk dapat membuat event sebesar JFC setiap tahunnya. Tahun 2014, Fariz mencatat terdapat 3.073 media dan fotografer yang mendaftar dari seluruh dunia. Selain itu, event JFC mampu menyedot perhatian 500 ribu penonton yang bukan hanya berasal dari warga Jember. Ada yang berasal dari luar kota bahkan luar negeri.
“Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan JFC. Untuk mereka yang berada di luar Jember harus pesan hotel dua bulan sebelum JFC digelar. Banyak pengunjung yang datang ke Jember sehingga hotel penuh. Untuk itu, mereka harus jauh-jauh hari memesan hotel di Jember,” tambah Fariz
Fariz menyebutkan bila ingin membuat event yang WOW, penyelenggara harus memperhatikan berbagai hal. Fariz mendorong karnaval-karnaval di daerah lain untuk bisa terus menggaungkan karnavalnya tersebut hingga ke internasional. Namun, Fariz melihat bahwa karnaval daerah lain masih sebatas pawai budaya, belum dikemas secara modern. “Untuk membuat event yang WOW, kita harus membuat event konsisten. Selain itu, market harus jelas, konten juga harus jelas. Dan, tidak kalah penting, event yang dibuat harus memiliki daya tarik,” pungkasnya.