PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melaporkan sepanjang tahun 2022 berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 111,2 triliun. Perseroan mencatat terjadi kenaikan penjualan sebesar 12,5% dibandingkan tahun 2021 (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp 98,9 triliun.
Vassilis Gkatzelis, Presiden Direktur Sampoerna menuturkan kenaikan penjualan didorong oleh merek-merek premium seperti Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro. Secara keseluruhan volume penjualan sebesar Rp 86,8 miliar atau tumbuh 4,8% (yoy).
BACA JUGA: 41 Tahun VBC, Bentuk Model Loyalty bagi Volkswagen Beetle
“Kombinasi dari dampak pandemi COVID-19 dengan kenaikan cukai sebesar dua digit dan melebarnya kesenjangan cukai antar segmen memberikan tantangan besar bagi industri tembakau, namun Sampoerna tetap fokus untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingannya,” kata Vassilis melalui keterangannya, dikutip Minggu (11/6/2023).
Menurutnya, kinerja pada tahun 2022 mencerminkan fundamental bisnis yang kokoh, dengan kekuatan portofolio merek di segmen sigaret buatan mesin maupun linting tangan dengan jangkauan pasar yang kuat, dan organisasi yang tangguh.
BACA JUGA: Elnusa Bakal Bagikan Dividen Sebesar Rp 189 Miliar
Meskipun profitabilitas kembali mengalami penurunan dan masih berada jauh lebih di bawah tingkat pra-pandemi, indikator profitabilitas utama meningkat selama paruh kedua tahun 2022, baik dibandingkan paruh pertama maupun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, didorong oleh net pricing yang positif atau kenaikan harga sejak kuartal ketiga tahun 2022.
Momentum positif ini berlanjut pada kuartal I 2023 dengan pendapatan bersih Rp 27 triliun dan laba bersih Rp 2,2 triliun, atau naik masing-masing sebesar 3,1% dan 12,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal pertama tahun 2023 ini, pangsa pasar Sampoerna meningkat menjadi 28,5%, atau naik 0,2 basis poin dibandingkan kuartal I tahun 2022.
Vassilis menyebut Sampoerna senantiasa berupaya memenuhi komitmennya untuk memastikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham. Pada kesempatan yang sama, Sampoerna mengumumkan total pembayaran dividen senilai lebih dari Rp 6,362 triliun dari saldo laba erseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, dengan rasio pembayaran dividen sebesar 100% atau Rp 54,7 per saham.
“Kami mengapresiasi pemerintah atas penetapan kebijakan cukai hasil tembakau lintas tahun untuk tahun 2023-2024 yang memberikan kepastian berusaha. Kami berharap hal ini dapat diimbangi dengan kebijakan pemerintah berikutnya yang dapat mendukung keberlangsungan industri tembakau dan menyokong pemulihan ekonomi ke tingkat pra-pandemi,” ujarnya.
Di sisi lain, Vassilis menjelaskan iklim usaha yang dapat diprediksi adalah kunci dalam mewujudkan penciptaan nilai yang berkelanjutan untuk ekosistem yang lebih luas. Terutama bagi perusahaan dengan rekam jejak investasi yang panjang di Indonesia.
“Baru-baru ini kami memperkenalkan inovasi terbaru berbasis sains dan teknologi paling mutakhir untuk produk tembakau bebas asap, yaitu IQOS ILUMA, melalui kelanjutan IQOS Club dengan peluncuran terbatas di 10 kota besar di Indonesia. Ini adalah tonggak penting untuk menandai kiprah Sampoerna selama 110 tahun di negara ini,” tutur Vassilis.
Editor: Ranto Rajagukguk