Rakornas Pariwisata III Bahas Pegembangan 5 Destinasi Super Prioritas

marketeers article

Kementerian Pariwisata akan menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) III. Rakornas kali ini akan membahas mengenai pengembangan 5 destinasi super prioritas, yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo setelah rapat terbatas pada 15 Juli lalu dengan beberapa kementerian dan lembaga terkait.

Kelima destinasi super prioritas tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Daerah-daerah tersebut tengah didorong pengembangan intrastrukturnya yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 serta dipromosikan secara masif setelahnya.

Rakornas III bakal digelar pada 10-11 September 2019 di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Jumat (06/09/2019) mengatakan, Rakornas kali ini akan dihadiri oleh beberapa Kementerian/Lembaga terkait mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BAPPENAS, dan BEKRAF.

“Ada beberapa pembahasan, mulai dari pengintegrasian dukungan Kementerian/Lembaga dalam pengembangan destinasi pariwisata super prioritas. Selanjutnya bagaimana strategi pengembangannya, ada juga program Quick Wins 2019 dan rencana pengembangan destinasi pariwisata super prioritas 2020,” katanya.

Kemudian, ada pula pembahasan mengenai dukungan aksesibilitas dan konektivitas serta pembahasan mengenai Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba, Borobudur dan Mandalika.

Peningkatan daya saing SDM, masyarakat dan industri pariwisata pun akan didiskusikan. Diharapkan hasilnya berupa rencana aksi kegiatan dan penganggaran peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan daya saing industri (SMI).

“Yang terakhir adalah promosi atau pemasaran dengan penganggaran peningkatan promosi pariwisata dengan cara Branding, Advertising dan Selling (BAS),” katanya.

Hingga saat ini, Kemenpar bersama berbagai instansi terkait mulai menjalankan instruksi Presiden Jokowi terkait pengembangan 5 destinasi super prioritas tersebut. Adapun progres yang telh dicapai yaitu telah berdirinya The Kaldera – Toba Nomadic Escape di Lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir yang nantinya pada 10 Oktober 2019, juga akan berlangsung Groundbreaking Glamping di area yang sama.
Sementara itu,  untuk mendorong perkembangan wisata di Borobudur, pemerintah telah membangun Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo. Per Oktober 2019, bandara ini telah melayani 66 penerbangan dengan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang.

Adapun untuk destinasi Mandalika, proses pengukuran topografi dan konstruksi untuk pembangunan Sirkuit Moto GP akan dimulai pada Oktober 2019 dan ditargetkan selesai pada 2020. Semangat pembangunan juga tercermin di destinasi Labuan Bajo do mana saat ini telah mencapai tahap finalisasi pembangunan hotel, marina, area komersial dan pelabuhan ferry.

Sementara itu, pada Oktober 2019, pemerintah menargetkan percepatan penetapan Peraturan Pemerintah (PP) perihal KEK Pariwisata Likupang yang telah disepakati pada 27 Agustus 2019 lalu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan destinasi super prioritas untuk dipercepat. Sehingga, bisa dipromosikan secara masif pada tahun 2020 mendatang. Untuk mencapai target ini, pemerintah menganggarkan Rp6,5 triliun kepada 4 destinasi super prioritas dengan rincian; Danau Toba (Rp2,2 triliun), Borobudur (Rp2,1 triliun), Labuan Bajo (Rp6,3 triliun), dan Mandalika (Rp1,9 triliun).

Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian terkait agar memberikan dukungan penuh. Baik itu dalam hal yang berkaitan dengan kepemilikan tanah, maupun penghijauan kembali kawasan wisata, terutama di Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

“Ini sangat penting sekali. Kita harapkan betul-betul di akhir 2020 produk ini betul-betul siap untuk dipromosikan secara besar-besaran. Dan juga kita harapkan infrastruktur pendukung baik airport, jalan menuju ke tempat-tempat yang telah dan akan dikembangkan ini betul-betul bisa memberikan dukungan yang baik bagi aktivitas wisata,” kata Presiden Jokowi.

Alasan Presiden Jokowi ingin mempercepat pengembangan destinasi wisata ini dikarenakan sektor pariwisata dapat menjadi motor peningkatan devisa negara di tengah gejolak ekonomi global.

    Related