Raport Biru Divisi Otomotif Belum Genjot Pendapatan Astra di Semester I-2016
Di semester I tahun 2016 ini, bisnis otomotif Astra Grup memperoleh kenaikan laba bersih hingga 13%. Laba bersih dari Grup bisnis otomotif naik menjadi Rp 3,9 triliun dari Rp 3,4 di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini, salah satunya, berkat peluncuran model-model baru yang berdampak positif pada marjin.
Secara nasional, penjualan mobil meningkat sebesar 1% menjadi 532.000 unit. Sedangkan penjualan nasional mobil-mobil keluaran Astra naik sebesar 4% menjadi 273.000 unit. Kenaikan ini membuat pangsa pasar Grup Astra naik dari 50% menjadi 51%. Sepanjang semester I, Grup Astra telah meluncurkan enam model baru dan lima model revamped selama periode ini.
Berbeda dengan mobil, penjualan sepeda motor nasional di semester I tahun ini menurun sebesar 7% menjadi 3,0 juta unit. Namun, PT Astra Honda Motor (AHM) berhasil menaikkan penjualan hingga 1% menjadi 2,2 juta unit. Dengan begitu, pangsa pasar Astra meningkat dari 67% menjadi 73%.
AHM telah meluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped selama periode ini. Pada bisnis komponen, Astra Otoparts, mencatat laba bersih yang stabil sebesar Rp 152 miliar dengan peningkatan pendapatan dari bisnis pasar pabrikan otomotif (OEM/Original Equipment Manufacturer), after market, dan segmen ekspor.
Meski bisnis otomotif Grup Astra menunjukkan kinerja yang positif, belum mampu meningkatkan pencapaian laba bersih grup usaha ini. Hal ini disebabkan oleh pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis. Selain itu, ada kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada Permata Bank yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.
Pendapatan bersih konsolidasian Astra pada semester pertama turun 5% menjadi Rp 88,2 triliun dari Rp 92,5 triliun di semester I tahun 2015. Sementara laba bersih turun 12% menjadi Rp 7,1 triliun dari Rp 8,0 triliun di periode yang sama tahun lalu. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 2.575 pada 30 Juni 2016, meningkat 2% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.
“Tantangan pada semester pertama tahun ini yang berasal dari pelemahan harga komoditas dan permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambangan dan peningkatan kredit bermasalah di Permata Bank masih akan dirasakan hingga akhir tahun. Kendati demikian, kami berharap kinerja dari bisnis pembiayaan konsumen dan otomotif masih solid,” kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk., dalam keterangan persnya.