Hadirnya berbagai perangkat elektronik berlayar seperti smartphone ikut mendorong meningkatnya kepemilikan barang-barang sejenis di Indonesia. Imbasnya, orang Indonesia cukup tergantung dan sering melihat layar elektronik setiap hari. Jika dihitung, dalam satu hari rata-rata orang Indonesia melihat layar selama 540 menit atau sembilan jam, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Sales Intel Indonesia Yohan Wijaya.
“Jangan kaget, karena jumah 540 menit itu merupakan yang tertinggi di dunia. Jadi, orang Indonesia sangat bergantung pada perangkat-perangkat elektronik berlayar,” ujar Yohan dalam peluncuran komputer desktop AIO Dell di Jakarta minggu lalu. Indonesia berhasil mengalahkan Tiongkok dan Amerika Serikat dengan rata-rata 479 dan 444 menit sehari. Setelah Indonesia, urutannya diduduki oleh Filipina dengan total 531 menit sehari.
Dari angka itu, jumlah melihat layar smartphone menjadi paling tinggi dengan rata-rata 181 menit sehari. Perangkat televisi masih cukup tinggi dengan angka 132 menit sehari. Gabungan antara PC dan laptop ada di angka 117 menit sehari dengan sisanya melihat ke perangkat tablet. Walau masih kalah dengan smartphone dan televisi, angka tersebut menunjukan minat konsumen Indonesia menggunakan PC dan laptop masih tinggi. Apalagi penetrasi perangkat bergerak sangat tinggi, terutama untuk bekerja dan keperluan hiburan.
“Perangkat desktop secara total memang turun. Namun, desktop kini sudah memiliki segmen all-in-one (AIO), yaitu perangkat ringkas tanpa tower (CPU) yang sudah digabungkan dalam layar datar. Segmen inilah yang naik dan secara industri desktop AIO meningkat 12,1% pada tahun 2014 dibanding 2013,” ujar Brand Manager Dell Indonesia Jane Silitonga.
Walau perangkat AIO ini bisa dibilang cukup mahal bagi sebagian konsumen Indonesia, ternyata ada juga perangkat yang dianggap cukup terjangkau. Menurut Jane, lebih dari 50% perangkat AIO yang paling laku adalah segmen terjangkau, dari total penjualan 57.815 unit tahun lalu, dari Januari hingga November. Hal itulah yang mendorong Dell merilis perangkat AIO dengan harga terjangka di bawah Rp 5 juta.
“Kami memprediksi perangkat AIO ini pasarnya akan semakin besar karena kebutuhan akan bekerja serta hiburan, terutama untuk keluarga,” tutup Jane.