UNIQLO membuka Re-UNIQLO Studio pertamanya di UNIQLO La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (10/11/2023). Studio ini menawarkan pengalaman personalisasi yang unik bagi pelanggannya, memungkinkan untuk membuat pakaian pilihan lebih personal dengan berbagai gambar dan inisial yang dapat dijahit di atasnya.
Menurut Corporate Public Relations UNIQLO Indonesia, Yulia Rachmawati, layanan bordir ini merupakan bagian dari kategori layanan remake yang bertujuan untuk mengubah pakaian UNIQLO menjadi produk yang lebih personal, sesuai dengan keinginan pelanggan.
“Pelanggan dapat memilih desain dari 60 gambar yang tersedia dalam buku menu bordir. Selain gambar, mereka juga dapat meminta untuk menjahitkan nama atau inisial pada sejumlah produk UNIQLO,” kata Yulia saat jumpa pers, Rabu (8/11/2023).
Setiap gambar yang dijahitkan akan dikenakan biaya sebesar Rp 70.000, sementara untuk bordir tulisan, pelanggan akan dikenakan biaya sebesar Rp 70.000 per kata.
BACA JUGA: UNIQLO Luncurkan Layanan UTme! di Bali, Kolaborasi Bersama Seniman Lokal
Namun, layanan bordir tidak berlaku untuk produk bayi dan anak-anak, pakaian dalam, topi, kaos kaki, sarung tangan, produk kaos dengan bahan Supima dan AIRism, produk ULD, produk Fleece, serta produk dari koleksi kolaborasi.
Selain layanan bordir, Re-UNIQLO Studio juga menawarkan layanan perbaikan untuk memperbaiki area yang rusak pada pakaian. Hal ini bertujuan untuk memastikan pakaian yang rusak tetap dapat dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama.
“Kehadiran Re-UNIQLO Studio ini sejalan dengan komitmen UNIQLO dalam mengurangi limbah pakaian dan mendukung konsep keberlanjutan,” ujar Yulia.
Menurut Yulia, Re-UNIQLO adalah layanan yang memungkinkan pelanggan untuk memperpanjang masa pakai pakaian yang dimiliki, serta bertindak sebagai bentuk edukasi tentang pentingnya penggunaan ulang dan perbaikan pakaian.
BACA JUGA: UNIQLO Berhasil Jadi Pendorong Peningkatan Pendapatan Fast Retailing
“Pelanggan diberi kebebasan untuk membawa pakaian lama mereka ke Re-UNIQLO Studio tanpa perlu membawa struk pembelian,” tutur Yulia.
Dengan demikian, konsep ini mengajak pelanggan untuk mempertimbangkan opsi memperpanjang masa pakai pakaian yang mereka miliki, bukan hanya membeli yang baru. Hal ini seiring dengan semangat untuk mengurangi pemborosan dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Editor: Ranto Rajagukguk