Realitas Baru Itu Bernama Mixed Reality, Pemasar Wajib Tahu

marketeers article
48023015 people, technology, future and progress man with futuristic 3d glasses and microchip implant or sensors over gray background over binary system code

Dunia digital telah mengembuskan angin tranformasi di berbagai lini kehidupan manusia kontemporer. Termasuk dunia bisnis. Perubahan yang terjadi terasa begitu cepat dan tak jarang membuat kita kewalahan mengikutinya. Kita saat ini sedang memasuki sebuah kenyataan baru. Roger Wang, President of Marketing Institute Singapura mengatakan realitas baru itu mengacu pada hadirnya tiga hal, yakni Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) yang merupakan gabungan dari dua pertama.

Mengutip presentasinya di Bangladesh Brand Forum tahun lalu, Wang mengatakan marketing terkait erat dengan persepsi dan persepsi ini bisa dimunculkan melalui teknologi-teknologi baru. Bagi Wang, VR dan AR bukanlah barang kemarin. Cikal bakal mereka hadir semenjak adanya teknologi komputer. Di era digital, media sosial cukup memberi perubahan dalam pola komunikasi pemasaran. Di sini, konsumen semakin lama semakin powerful berkat media-media baru tersebut.

Wang mengatakan, usai media sosial, saatnya brand juga mampu mengelola platform VR dan AR ini, khususnya saat menghadapi pelanggan yang sudah akrab dengan dua teknologi ini. Teknologi VR telah menciptakan lingkungan baru, demikian juga dengan AR. Inti dari keduanya adalah kemampuan menciptakan gamifikasi untuk pelanggan yang memberi mereka sebuah new experience.

Wang mencontohkan, teknologi tadi bisa menggantikan banyak fungsi. Di fashion store, misalnya, fitting room bisa digantikan dengan AR. Konsumen tak lagi mencari ruang ganti untuk menjajal sebuah baju tertentu. Namun, hanya dengan teknologi AR ini, pelanggan bisa menjajalnya secara virtual melalui gawai mereka.

Wang menyebut IKEA yang sudah memanfaatkan AR dalam mempromosikan produknya. Dengan promosi AR ini, konsumen bisa secara virtual menjajal menghadirkan produk-produk IKEA hanya dengan memindai marker yang ada di katalog IKEA. Dengan gampang, konsumen akan melihat kesesuaian barang tersebut dengan kebutuhannya. Bila cocok, mereka akan masuk ke tahap berikutnya, yakni tahap pembelian. Wang melihat betapa signifkannya peran AR untuk merengkuh pelanggan.

Selain itu, Wang melihat tren baru yang menggabungkan kedua teknologi tersebut yang ia sebut dengan Mixed Reality. Wang mencontohkan dengan MR, orang bisa membuat avatarnya sendiri. Wang juga menyebut Windows 10 yang meluncurkan fitur Mixed Reality-nya bersama dengan headset semacam kacamata untuk mengakses MR tersebut.

Wang akan hadir sebagai pembicara utama dalamThe 3rd WOW Brand Festive Day 2018: Brand 4.0: WOW to NOW, The OMNI Way!  di Ballroom Raffles Jakarta, Kamis, 8 Maret 2018. Ia akan menyajikan presentasinya dengan judul “Virtual Reality + Augmented Reality” = Mixed Reality.

Are you ready for New Reality?

    Related