Bagi yang gemar berwisata atau berpergian tentu mengenal beberapa layanan akomodasi budget room, seperti yang diluncurkan oleh RedDoorz. Layanan RedDoorz sudah bisa ditemukan di beberapa negara seperti Singapura, Filipina, dan Indonesia. RedDoorz pertama kali membuka propertinya di wilayah kolonial sepanjang East Coast Road di Singapura dan di tempat ternama seperti East Cost Park. Hotel yang memiliki 65 kamar ini memiliki tampilan gaya dan interior dengan suasana “Peranakan” yang datang dari zaman kolonial Singapura.
Awal tahun 2018 ini RedDoorz mengumumkan pendanaan baru untuk Pre-Series B sebesar US$ 11 Juta. Pendanaan Pre-Series B ini sebagai investasi tambahan dari Asia Investment Fund, yang berasal dari Sushquehanna International Group, International Finance Corporation (investasi swasta dari World Bank Group), InnoVen Capital, Jungle Ventures, yang telah berinvestasi di putaran terakhir – bersama dengan investor baru DeepSky Capital, FengHe Group dan Hendale Capital dan investor lainnya.
Pre-Series B ditujukan untuk ekspansi RedDoorz dalam memperkuat posisinya sebagai platform pemesanan hotel online di Asia Tenggara. Sejak berdiri di tahun 2015, RedDoorz telah telah memiliki lebih dari 500 properti dan telah melayani lebih dari 700.000 malam menginap bagi konsumennya. Di Indonesia sendiri RedDoorz telah berkembang pesat dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 160 orang.
Menurut Amit Saberwal, Founder & CEO RedDoorz, Indonesia merupakan salah satu pasar utama dari bisnis RedDoorz. Ia mengutip bahwa pasar regional untuk akomodasi perjalanan online termasuk maskapai penerbangan akan meningkat mendekati US$90 miliar pada tahun 2025, dibandingkan pada tahun 2015 sebesar US$21,6 miliar.
“Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sepertiga dari pertumbuhan tersebut. Kehadiran kami di 16 kota dan lebih dari 3.000 kamar hotel di Indonesia, menjadi titik awal perkembangan kami di negara ini,” imbuh Amit.
Beberapa investor yang menanamkan dananya di platform RedDoorz juga mengungkapkan rasa optimisme dalam bisnis yang sedang dijalan oleh RedDoorz di regional Asia Tenggara. Salah satunya adalah John Wu, Founding Partner dan Group Chairman FengHe Group, yang menilai bahwa model bisnis yang disajikan oleh RedDoorz sangat berkembang di kawasan China. “Kami yakin, perkembangan RedDoorz di pasar Asia Tenggara akan sangat menjanjikan. Hal ini terlihat dari perkembangan mereka yang mengesankan,” ujar John.
Belum lama ini RedDoorz baru saja meluncurkan properti hotel pertama yang sepenuhnya dioperasikan oleh RedDoorz di Singapura. Hal ini merupakan bentuk strategi jangka panjang RedDoorz untuk lebih berkembang dalam bisnis pemesanan hotel online. RedDoorz akan memiliki operasi penuh pada properti tersebut demi meningkatkan pengalaman menginap yang berkualitas dengan harga yang terjangkau bagi konsumen.
Amit membeberkan bahwa pendanaan yang mereka dapatkan akan digunakan untuk membuka properti yang sepenuhnya dioperasikan oleh RedDoorz. Ia meyakini dengan tim yang solid, investor yang tepat, dan menyasar pasar yang baik, dapat tumbuh secara besar di kawasan Asia Tenggara.
“Kami berencana untuk memiliki 100 properti yang sepenuhnya dioperasikan oleh RedDoorz dan menambah 1.000 properti dari mitra lainnya di wilayah ini dalam 18 bulan ke depan,” pungkas Amit.