Pandemi COVID-19 membuat situasi menjadi penuh ketidakpastian. COVID-19 sangat berdampak bagi semua sektor di Indonesia. Salah satunya bisnis UKM.
Berdasarkan surveI dari Bank Indonesia (BI), sebanyak 87,5 % UKM terdampak oleh pandemi, dan 93,2 % dari mereka mengalami dampak negatif. Sedangkan 27,6 % mengalami dampak positif akibat pandemi. Tantangan ini tak hanya terjadi di Indonesia melainkan di global. Saat ini, sektor usaha sedang berusaha bangkit dari keterpurukan dengan mengerahkan seluruh sumber daya.
Menjawab hal tersebut, Internasional Council for Small Business (ICSB) menggelar webinar yang bertemakan Menuju UKM Kompetitif 2030: Saatnya Maju!, bertepatan dengan Hari UMKM Internasional 2021. Hadir beberapa perwakilan ICSB dari berbagai negara.
Caio Flavio Stettiner, Entrepreneur & Researcher, dari Sao Paulo, Brazil, menyebutkan bahwa tantangan yang dihadapi Brazil saat ini hampir sama dengan Indonesia. UKM di Brazil juga perlu melakukan transformasi digital. Selain itu, dikarenakan kebijakan lockdown pemerintah, UKM Brazil mengalami kesulitan mendistribusikan produknya.
“Pandemi ini membawa banyak masalah untuk UKM. Untuk bertahan, kami terus mencari solusi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan bisnis digital. Kami membutuhkan solusi logistik lantaran lockdown yang menghambat pengantaran barang,” jelas Caio.
Hal yang kurang lebih sama juga dialami oleh UKM di Mesir. Menurut Riham Abu Elinin, Founder & CEO BznsBuilder Egypt, pandemi membuat bisnis UKM harus mengadopsi teknologi digital agar tetap beroperasi. Riham mengatakan, UKM menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Mesir.
“Tantangan bagi kami adalah menjadi tahan banting di masa pandemi. Kami berupaya memahami kebutuhan konsumen dalam negeri maupun di negara tetangga kami,” imbuh Riham.
Caio dan Riham memberikan rekomendasi untuk UKM Indonesia agar bisa maju di kancah internasional. Terutama agar UKM Indonesia makin kompetitif. Ada tiga rekomendasi mereka untuk UKM Indonesia.
Pertama, masa pandemi merupakan momentum untuk membuktikan jiwa kewirausahaan. Jiwa ini akan teruji dalam situasi serba tidak pasti. Kedua, perlunya perencanaan yang baik dan pemetaan risiko yang jeli. Ketiga, berinovasi dan berani keluar dari zona nyaman.
Editor: Sigit Kurniawan