Rencana Akselerasi Pertumbuhan Lima Tahun Starbucks

marketeers article

Sumber Ilustrasi: Dokumentasi Starbucks

Beberapa hari yang lalu, Starbucks baru saja menggelar Biennial Investor Day. Dalam event temu investor dua tahunan ini, Howard Schultz, Chairman dan CEO Starbucks, mengemukakan rencana manajemen perusahaan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan untuk lima tahun mendatang.

“Kami harus bisa menjaga DNA kewirausahaan dalam perusahaan. Kami harus memilliki rasa keingintahuan yang terus menerus dan menjelajahi setiap tempat untuk melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain. Selain itu, kami juga harus punya keberanian dan keyakinan untuk bertaruh dengan besar,” ujar Howard Schultz dalam laporannnya, Kamis (4/12/2014).

Menurut Howard, Starbucks merupakan perusahaan yang berbasis pada kinerja dan mengedepankan aspek kemanusiaan. Pada November 2008, harga saham Starbucks baru senilai US$ 7,17 per lembar. Namun, pada Desember 2014 ini sudah naik menjadi US$ 80 per lembar saham.

Howard memastikan Starbucks akan mengembangkan bisnisnya jauh lebih besar. Dua di antara pengembangan bisnis yang telah disiapkan adalah Starbucks Reserve® Roastery dan Tasting Room. Bagi Howard, keduanya adalah sebuah metafor dari perusahaan.

The Roastery misalnya, adalah hasil pengembangan lebih dari dua tahun yang penuh ketelitian dan kedisiplinan untuk menciptakan pengalaman ritel yang tidak pernah ada sebelumnya. “Tidak hanya dalam bisnis kopi, namun juga dalam dunia ritel,” tambah Howard.

Sementara itu, Matt Ryan, Global Chief Strategy Officer Starbucks, mengatakan dalam lima tahun mendatang pendapatan perusahaan akan tumbuh mendekati US$ 30 miliar per tahun. Hal ini akan didukung oleh lebih dari 30.000 gerai di seluruh dunia.

Di samping pengembangan berbagai produk baru, salah satu strategi Starbucks adalah terus mendekatkan diri dengan pelanggan. Menurut Matt, partner Starbucks (istilah yang digunakan untuk menyebut karyawannya), kopi, dan reputasi perusahaan menjadi tiga hal yang menjaga loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.

“Kami mengukur apa yang mendorong persepsi merek kami. Hal terpenting adalah koneksi yang terbangun antara karyawan dan pelanggan,” ungkap Matt. Bahkan, 47% orang yang mempertimbangkan berbelanja di Starbucks didorong oleh koneksi tersebut.

Related