Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI membenarkan bahwa Kementerian sedang dalam proses komunikasi dengan Starlink, anak usaha SpaceX di bidang penyedia layanan internet untuk masuk ke Indonesia pada tahun 2023. Meski perusahaan belum menjelaskan kapan detail waktu penerbitan layanannya di Indonesia, Kementerian mengaku sedang dalam proses perbincangan untuk membahas hal tersebut.
“Kami saat ini tengah berkomunikasi dengan Starlink serta mempelajari potensi layanan Starlink di Indonesia,” ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi ketika dihubungi melalui pesan tertulis, Selasa (24/5/2022).
Hasil perbincangan Kominfo dengan anak usaha SpaceX tersebut tidak secara detail dijelaskan oleh Dedy. Namun menurut Dedy, Kementerian mendukung kehadiran anak usaha SpaceX tersebut di Indonesia, dan percaya bahwa Starlink menunjang konektivitas di Indonesia.
Kehadiran Starlink tentu akan membawa persaingan dalam industri penyedia layanan internet ke tingkat yang baru. Jika Starlink masuk ke Indonesia, maka anak usaha SpaceX tersebut berpotensi menjadi penyedia layanan internet berbasis satelit pertama yang beroperasi di Indonesia.
Dengan kebanyakan penyedia layanan internet di Indonesia masih menggunakan kabel fiber optik sebagai penghantar koneksi, metode Starlink tentu menjadi ancaman bagi bisnis penyediaan layanan internet dan keseimbangan persaingan di dalamnya.
Hal itu juga yang dibicarakan oleh Kominfo dengan anak usaha SpaceX tersebut, menurut Dedy. Dan tentunya, pembicaraan juga membahas bagaimana Starlink dapat menyesuaikan dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
“Hal-hal yang terus dipelajari lebih lanjut, antara lain terkait kepatuhan atas regulasi yang berlaku, serta dampak masuknya layanan Starlink terhadap iklim persaingan usaha di Indonesia,” kata Dedy.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Hary Budiarto, Kepala Badan Litbang SDM Kominfo juga mengatakan bahwa masuknya Starlink ke Indonesia adalah bagian dari percepatan pembangunan. Percepatan pembangunan dilakukan untuk mengisi titik kosong atau blank spot, dengan koneksi 5G.
“Pemerintah akan mempercepat pembangunan untuk meminimalisir blank spot di berbagai daerah dalam dua tahun, termasuk mendorong jaringan 5G dan akan hadirnya Base Transceiver Station (BTS) awan Starlink milik Elon Musk,” katanya, Selasa (24/5/2022).
Terpantau, Starlink sudah membuka layanannya di 32 negara. Hal tersebut diumumkan melalui akun Twitter SpaceX pada Jumat (13/5/2022) pekan lalu. Layanan Starlink tersebut, merujuk pada peta di laman resmi perusahaan, menyasar hampir ke seluruh negara dengan beberapa negara tidak masuk dalam daftar layanan. Beberapa negara yang tidak masuk daftar layanan seperti Afghanistan, Rusia, Siria, China, Korea Utara, Iran, Kuba, dan Venezuela.
Starlink mengklaim dalam laman resmi perusahaan, konektivitas dengan satelit yang mengorbit di orbit rendah, dapat menekan latensi atau tingkat kestabilan koneksi layanannnya hingga 20 milisecond (ms). Penggunaan satelit menurut Starlink juga memungkinkan layanannya digunakan pada area remote, atau area yang jauh dari perkotaan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz