Geliat hotel terus semarak di tanah air, meskipun tak sekencang tahun-tahun sebelumnya. Di kala pemain baru bermunculan, pemain lama tak mau kehilangan pamor. Ambhara Hotel memutuskan untuk merejuvenasi hotelnya demi meningkatkan layanan dan kepuasan tamu.
Hotel yang berdiri sejak tahun 1994 sepanjang tahun ini telah melakukan sejumlah renovasi baik dari fasad gedung hingga interor. Area lobi pun kini kian semarak dengan lantai marmer yang mewah, furnitur yang artistik, hingga deretan restoran yang menarik indera visual.
Hotel yang masih satu naungan dengan Latif Group, pengelola Pasaraya Blok M ini menawarkan beragam pilihan restoran. Pertama, Dapur Pelangi yang menawarkan ragam kuliner nusantara. Salah satu menu andalannya adalah rendang padang yang akan dijual secara terpisah untuk pemesanan antar dan katering. Kedua, Seruni yang berkonsep coffee-bar menyajikan tidak hanya kopi dari green bean arabika terpilih.
Jika ingin bersantai sore, ada Nirwana Lounge pada lantai dasar. Di sana tamu bisa memesan pie apel yang menjadi favorit hotel tersebut. Bagi pecinta kehidupan yang lebih dinamis, terdapat konsep baru dari bar D’Baron. Bar dan lounge itu akan relokasi dari lantai empat ke lantai sepuluh, dengan pemandangan Jakarta yang lebih hidup serta berdampingan dengan kolam renang.
General Manager Hotel Ambhara Agus Sunaryo mengungkapkan, segala renovasi itu dilakukan dalam rangka meningkatkan level hotel Ambhara untuk menjadi bintang empat plus dengan nama Grand Ambhara. Namun, tidak ada penambahan kamar yang saat ini berjumlah 200 unit.
“Kami ada sisah lahan yang bisa kami manfaatkan untuk membuat service hotel atau apartemen. Itu menjadi bagian dari jangka panjang kami,” terang dia.
Untuk urusan kuliner, dia mengaku bahwa pihaknya sengaja mendatangkan rasa asli dari makanan tersebut. Untuk rujak cingur misalnya, sang chef mesti pergi mencari rujak cingur ternama di Surabaya dan bertemu dengan si pencipta resep makanan itu. Hotel Ambhara akan mencoba membuatnya dengan twist yang disesuaikan dengan selera tamu hotel.
“Kami memang sangat mengusung otentik makanan kami. Saat ini, 60% menu kami adalah nusantara. Sisanya adalah Barat, Peranakan, dan Chinese,” ucapnya.
Agus tak ragu untuk mengusung kuliner nusantara, karena menurutnya tren makanan lokal tengah naik daun di perhotelan tanah air. Beberapa hotel bintang lima di Jakarta bahkan mengubah konsep menu utama restoran utamanya dengan menu nusantara.
Hotel Ambhara beruntung memiliki klien loyal dari pihak pemerintahan yang berkantor pusat di sekitar kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Tak heran, 70% tamu hotel disumbang dari kalangan perusahaan atau lembaga pemerintah pusat dan kota. Sedangkan, 20% sisanya diperoleh dari trafik Online Travel Agent (OTA) dan 10% dari Frequent Independent Traveler (FIT).
Editor: Sigit Kurniawan