Resep Sukses LSPR Berkembang hingga 31 Tahun di Industri Pendidikan

marketeers article
Perayaan HUT ke 31 LSPR (Foto: Hafiz/Marketeers)

London School Public Relations (LSPR) Institute of Communication & Business genap berusia 31 tahun di industri pendidikan Tanah Air. Lembaga yang mengawali bisnisnya sebagai tempat les, lalu menjadi kampus hingga memiliki program Magister atau S2 ini mengembangkan bisnis dengan beragam langkah strategis.

Student first menjadi hal pertama yang dipikirkan LSPR, termasuk soal fasilitas, pembelajaran, hingga pengembangan mereka. Selanjutnya, kami menjadi lembaga yang memiliki agility atau dapat bergerak cepat ketika menghadapi masalah,” ujar Prita Kemal Ghani, CEO sekaligus Founder LSPR pada acara perayaan HUT ke-31 LSPR di Kampus LSPR Bekasi pada Sabtu (1/7/2023).

Prita melanjutkan, LSPR juga terus memikirkan regenerasi dari para sumber daya manusia (SDM). Investasi SDM ini ditanamkan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui program Lecturer Academy.

LSPR Institute menyadari bahwa dosen menjadi salah satu garda terdepan kampus yang perlu terus dikembangkan agar mahasiswa mendapatkan kualitas pengajaran yang terbaik. Untuk mewujudkannya, dibentuklah Lecturer Academy yang bertujuan mempersiapkan tenaga pengajar yang berkualitas, kompeten, memiliki kapasitas dan kapabilitas terbaik.

BACA JUGA: Padukan Teknologi dan Tenaga Ahli, Welspro Perkuat Positioning

Program yang diselenggarakan dalam Lecturer Academy 2023 ini juga memberi arah pada pengembangan karier dosen di LSPR. Materi yang diberikan, di antaranya tentang penulisan artikel ilmiah, pengembangan materi pengajaran, pengenalan Hak Kekayaan Intelektual, dan sebagainya.

Selain mengedepankan kualitas program pengajaran dan pembelajaran, LSPR juga mendorong penyelenggaraan penelitian-penelitian dan diskusi ilmiah, salah satunya melalui penyelenggaraan konferensi internasional.

Tahun ini, LSPR menggelar The 5th LSPR International Conference on Communication and Business (ICCB) dengan tema “Strengthening ASEAN’s Leadership in Sustainable Business and Advanced Communication”.

Konferensi ini akan diadakan pada tanggal 28-29 September 2023 di The Trans Resort Bali, diikuti oleh praktisi, peneliti, maupun mahasiswa.

Konferensi ini ditujukan untuk mengumpulkan pikiran, menjadi tempat diskusi dan saling berbagi informasi terkait praktik dan inovasi di antara negara-negara ASEAN. Pada akhirnya, kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada agenda UN-2030 tentang SDG.

“ICCB ditujukan untuk memotivasi para akademisi dan praktisi, khususnya di ASEAN, untuk memperkuat kepemimpinan di tingkat dunia. ASEAN sebagai entitas regional perlu mendapatkan loyalitas dan kepercayaan dari masyarakatnya, agar bisnis dapat berkembang,” uajr Dr. Janette M. Pinariya, Wakil Rektor I LSPR.

BACA JUGA: Strategi Baru Unpad Hadapi Perubahan Paradigma di Dunia Pendidikan

Dalam rangkaian HUT ke-31 LSPR, lembaga ini juga mengumumkan program barunya yang bertajuk LSPR Hybrid. LSPR Hybrid menjadi bagian dari upaya LSPR memajukan inovasi dalam pengembangan pendidikan tinggi. Program ini bertujuan mensinergikan aktivitas akademik dan non akademik, baik secara daring maupun luring.

Kombinasi pembelajaran ini diharapkan dapat memberi ruang kepada seluruh civitas akademika untuk dapat menuangkan kreasi, beradaptasi dengan dunia digital saat ini, juga mengedepankan digital convergence.

“Kami berharap seluruh unit di LSPR dapat bersinergi untuk dapat menjadikan LSPR Hybrid platform kolaborasi untuk dapat meningkatkan daya saing dan keunggulan perguruan tinggi,” lanjut Janette.

Program ini sekaligus menjadi implementasi dari sekian strategi dari LSPR untuk membesarkan entitasnya, yakni dengan mengedepankan penggunaan teknologi di dalam operasionalnya.

“Kami juga punya compassion, termasuk dengan menjadi autism friendly campus. Kami punya empati ke mereka yang berkebutuhan khusus dengan menyediakan perkuliahan untuk mereka, khususnya mereka yang bisa berkegiatan secara mandiri,” ungkap Prita.

Strategi lainnya, LSPR juga menjunjung tinggi nilai profesionalisme dengan mengedepankan kedisipilinan, akurasi, kemampuan mendengar dan kemampuan persuasi.

“Kami juga membentuk kampus ini sebagai kampus yang menyenangkan dengan memerhatikan kebersihan, tata letak yang rapi dan suasana bersahabat. Dari sini, kami ingin menciptakan konsep happy people, baik untuk mahasiswa maupun para staf,” tutup Prita.

Related