Indonesia dan Vietnam menjalin kesepakatan kerja sama literasi dan pemanfaatan ruang digital dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui kolaborasi kedua negara, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menuturkan sejauh ini pertumbuhan ekonomi digital sangat pesat. Bahkan, potensi tersebut diperkirakan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA: Buka KTT ASEAN, Jokowi: Ekonomi Belum Pulih, Rivalitas Semakin Tajam
“Kedua negara juga menyepakati pentingnya pembuatan payung hukum bersama untuk pengembangan ruang digital, termasuk di ASEAN. Untuk Indonesia dan Vietnam disepakati lewat nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) sebagai kerangka awal kerja sama,” kata Johnny melalui keterangannya, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya, selain kerja sama ruang digital nantinya, kedua belah pihak mengembangkan kolaborasi terkait penanganan hoaks, disinformasi serta kejahatan siber. Selain itu, kedua negara sepakat mendukung penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terutama yang melalui kejahatan digital.
BACA JUGA: Jokowi Prioritaskan Kasus Perdagangan Manusia di KTT ASEAN
“Vietnam dan Indonesia sebagai dua negara dengan jumlah penduduk besar di ASEAN dan tentu mempunyai perspektif yang sama, bagaimana meningkatkan ekonomi ASEAN khususnya ruang digital dan digitalisasi, termasuk penegakkan hukumnya,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam Nguyen Manh Hung menganggap kerja sama kedua negara hal yang penting dan harus dikuatkan. Pasalnya, kawasan ASEAN memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital yang tinggi.
“Kontribusi Indonesia dan Vietnam dengan jumlah penduduk yang besar tentu bisa mendorong itu lebih cepat terealisasi di kawasan,” kata Menteri Nguyen.
Ia menambahkan pada September 2023, pihaknya merencanakan untuk mencanangkan MoU antara kedua kementerian bisa terealisasi demi dijadikan landasan kerja sama. Langkah selanjutnya adalah kemitraan jarak jauh antara kedua negara dan dua kementerian.
“Jadi saya pikir kita memiliki banyak kesamaan untuk bekerja sama, apalagi ini bukan hanya untuk kepentingan kedua negara, tapi kawasan ASEAN,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk