Penyedia keamanan siber Avast baru-baru ini mengungkapkan bahwa pengguna komputer atau PC rumah dihantui risiko siber. Dalam beberapa bulan terakhir, pengguna Windows 7, 8, dan 10 di PC rumah memiliki kemungkinan 20% mengalami serangan siber. Afghanistan, Iran, dan Tiongkok berada di daftar teratas negara dengan risiko serangan siber di PC rumah paling tinggi.
Dari laporan Avast Global PC Risk Report 2019 yang menganalisis data dari database pendeteksi ancaman milik Avast, menemukan bahwa pengguna Windows 10 di PC rumah adalah yang paling berisiko terhadap serangan advanced attack. Ancaman ini meliputi hal-hal yang belum dketahui sebelumnya dan didesain untuk melewati proteksi teknologi di dalam perangkat lunak keamanan seperti penyaringan URL, pemindaian e-mail, tanda tangan, heuristic, dan emulator.
“Penjahat siber membuat ancaman yang mengambil kesempatan dari aktivitas yang dilakukan para pengguna di rumah dan hal tersebut tergantung dari konsumer karena umumnya mereka tidak terlalu memperhatikan keamanan digital,” ujar Luis Corrons, Security Evangelist Avast.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa versi Windows paling aman adalah Windows Vista. Hal ini didukung dengan pengguna Windows Vista secara global yang turun menjadi 2% yang membuat Windows jenis ini tidak menarik bagi para penjahat siber. Pengguna Windows Vista di PC rumah mempunyai rasio risiko ancaman di bawah 10% dari semua jenia ancaman. Sementara itu, untuk advance threats, Windows Vista memiliki ancaman sebesar 1,6%.
Di Indonesia, 29,29% komputer rumah berisiko daris segala jenis infeksi dengan 8,11%nya merupakan advanced attack.
Editor: Sigit Kurniawan