Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi napas ekonomi Indonesia. Diungkapkan oleh Arman Hakim, Direktur Kemitraan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bahwa pada tahun 2018, PDB Jawa Timur tercatat pada angka Rp 2 miliar. Dari angka tersebut, Rp 1,1 miliar mengalir dari UMKM. Hal ini menunjukkan kontribusi UMKM yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Melalui studi Rekomendasi Kesiapan Industri UMKM 4.0 Indonesia dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi di Era Disruptif, Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai institusi pendidikan prestisius memberikan saran bagi para pelaku UMKM dan pemerintah untuk membangun ekonomi nasional. Studi ini memberikan empat poin saran bagi UMKM dalam menghadapi era disruptif seperti sekarang.
“Dari hasil riset yang kami dapatkan, salah satu cara agar UMKM bisa naik kelas adalah dengan cara melek teknologi. Dengan bantuan teknologi, pasar akan lebih mudah diraih dan UMKM lebih memiliki daya saing,” jelas Arman di Jakarta, Kamis (11/04/2019).
Arman melanjutkan hal ini bisa terlihat dari pengalamannya mengunjungi sebuah warung makan di Surabaya. Diungkapkan oleh pemilik warung makan tersebut, omzet penjualannya meningkat hingga Rp 1,5 juta perminggu sejak bergabung dalam platform pemesanan makan digital GO-FOOD. Sebelumnya, omzet mingguannya sangat rendah karena hanya mengandalkan pelanggan yang mampir.
“UMKM harus paham bisnis digital. Behaviour pembeli saat ini, kan berubah. Dengan kesibukan mereka, maka platform pemesanan makanan seperti GO-FOOD menjadi andalan. Dengan melek teknologi, pelaku UMKM bisa memahami keadaan pasar dan menyesuaikan diri,” pungkas Arman.
Editor: Sigit Kurniawan