Riset Moka: Pendapatan Peritel di Jakarta Barat Turun Hingga 32%
Penyebaran pandemi COVID-19 tengah mengancam banyak orang di dunia secara bersamaan. Perilaku manusia di seluruh penjuru dunia pun berubah akibat penyebaran virus ini, termasuk kegiatan jual-beli pada masyarakat. Tentu, kondisi ini berdampak pula pada performa para pelaku industri, termasuk industri food and beverages (F&B), jasa, dan ritel.
Dampak yang dihasilkan pun tak selalu negatif. Untuk penjualan masker misalnya. Berdasarkan data internal Moka, startup penyedia layanan kasir digital untuk lebih dari 30.000 merchant di Indonesia, total penjualan masker wajah pada Januari lalu meningkat dua kali lipat dikarenakan penyebaran virus ini.
Kondisi ini berubah pada bulan Februari ketika banyak instansi, salah satunya adalah WHO mengeluarkan pernyataan bahwa akan lebih efektif jika penggunaan masker wajah dikombinasikan dengan mencuci tangan secara reguler dengan air, sabun, dan cairan yang mengandung alkohol, termasuk hand sanitizer. Hal ini menyebabkan produk hand sanitizer banyak dicari orang dan penjualannya meningkat sebesar 209% pada bulan Februari.
Selain melonjaknya penjualan masker dan hand sanitizer, dampak lain yang paling terasa adalah penurunan pendapatan harian pada industri F&B, jasa, dan ritel. Untuk mengetahui dampak nyatanya, Moka melakukan observasi di 17 kota di Indonesia, terkonsentrasi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam, dan Bali, Berikut beberapa insights menarik yang ditemukan Moka.
Industri F&B merupakan industri yang paling terdampak
Berdasarkan data internal Moka, untuk industri F&B, dari 17 kota yang diobservasi, sebanyak 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan. Dengan total 13 kota terdampak dari 17 kota yang diobservasi, industri F&B merupakan industri yang paling terdampak akibat dari penyebaran COVID-19.
Bali dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian paling signifikan dibandingkan dengan kota lain. Masing-masing kota ini mengalami penurunan sebesar 18% untuk Bali dan 26% untuk Surabaya.
Daerah Jabodetabek juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak setajam Bali dan Surabaya. Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19 memberi dampak pada industri F&B. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang (take-away food) meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.
Dampak ke industri jasa
Pada industri jasa, 10 dari 17 kota di Indonesia menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. Lima kota dengan penurunan pendapatan harian paling signifikan adalah Depok, Bekasi, Jakarta Timur, Batam, dan Bandung.
Penurunan pendapatan pada industri ritel
Masuk ke dalam industri ritel, dari 17 kota yang diobservasi, tujuh kota menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. Moka menarik lima kota dengan penurunan pendapatan harian terbesar, yaitu Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Depok, Jakarta Pusat, dan Bandung.
Walau hanya tujuh kota yang terdampak dari 17 kota, persentase penurunan pendapatan harian pada industri ritel merupakan yang paling signifikan dibanding industri lain. Penurunan pendapatan harian terbesar terjadi di Jakarta Barat dengan penurunan pendapatan hingga 32% per outlet.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa industri F&B merupakan industri yang paling terdampak COVID-19, melihat dampaknya yang tersebar paling banyak. Namun, apabila melihat persentase penurunan pendapatan harian terbesar, industri ritel mengalami penurunan yang terbesar, yakni menurun sebesar 32%.