Pertumbuhan industri air minum dalam kemasan (AMDK) diwarnai dengan beragam isu mulai dari isu lingkungan hingga soal kesehatan konsumen. Terutama dalam industri air galon yang saat ini hadir dalam dua jenis plastik, yakni plastik Polietilena Tereftalat (PET) dan plastik polikarbonat.
Net Zero Waste Management Consortium melihat, dalam aspek lingkungan, galon PET masih dianggap kurang ramah dibanding galon polikarbonat. Mengingat, galon polikarbonat didesain sebagai kemasan yang bisa kembali digunakan sebagai kemasan air minum sedangkan PET merupakan galon sekali pakai sehingga dianggap berpotensi menambah volume sampah plastik.
Di sisi lain, Ahmad Syafrudin, Ketua Tim Peneliti Net Zero Waste Management Consortium mengatakan, rupanya hal itu tak terbukti secara empiris. “Kami melakukan riset lewat investigasi audit sampah di Indonesia, riset itu menggambarkan bahwa kehadiran galon PET rupanya tidak menjadi salah satu kontributor terbesar dalam sampah plastik,” kata Ahmad Syafrudin dalam keterangan pers kepada Marketeers, Sabtu (2/12/2023).
BACA JUGA: Kominfo Dorong Adopsi AI untuk Kelola Lingkungan Hidup
Dalam riset bertajuk ‘Potret Sampah 6 Kota‘ itu, Net Zero Waste Management Consortium melakukan audit sampah secara serentak pada 2022 di enam kota, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Samarinda dan Bali,
Dalam audit itu, kontributor sampah plastik terbesar berasal dari plastik kresek, bungkus mi instan, dan kemasan air mineral dalam wujud gelas plastik.
“Sampah kemasan plastik dengan ukuran kecil memang selalu jadi beban terbesar di setiap tempat pembuangan akhir di enam kota besar tersebut,” ujarnya. Dengan kata lain sampah kemasan air galon PET justru minim ditemukan.
BACA JUGA: Terapkan Prinsip ESG, Telkomsel Berkolaborasi dengan Productive+
Menurutnya, hal ini terjadi karena kemasan galon PET merupakan sampah berukuran besar dengan material yang mudah untuk didaur ulang. Karena itu, sampah tersebut menjadi sampah yang memiliki nilai ekonomi dan mudah dikelola sehingga konsumen maupun pengelola sampah plastik sangat tertarik untuk menggunakanya sebagai bahan daur ulang.
“Dari sini terlihat bahwa galon PET lebih ramah lingkungan dan memberikan nilai ekonomi untuk dijual kembali sebagai bahan baku plastik daur ulang,” kata dia. Karenanya, saat ini banyak masyarakat yang mulai beralih mengunakan produk AMDK galon PET.
Melihat tren itu, merek yang masih memasarkan galon polikarbonat pun secara bertahap juga mulai memasarkan galon PET di beberapa wilayah tertentu. Mengingat, saat ini masyarakat mulai sadar akan pentingnya menggunakan produk yang menunjang kesehatan tubuh dan kelestarian lingkungan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz