Pengiriman smartphone mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun 2022. Menurut IDC Research, pasar smartphone Indonesia menurun cukup signifikan pada kuartal pertama tahun ini karena inflasi yang tinggi dan kurangnya pasokan smartphone kelas bawah. Karena cip semikonduktor untuk elektronik kelas bawah terus kekurangan pasokan, ada kekurangan pengurangan smartphone kelas bawah yang biasanya dihargai sekitar US$ 200 atau senilai Rp 2,9 jutaan.
Menurut laporan dari IDC tersebut, Indonesia mengalami penurunan 17,3% dalam pengiriman smartphone pada kuartal pertama tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan pada tahun ini kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua tahun ini meskipun ada dorongan liburan dari Ramadhan di bulan April, kata laporan IDC seperti dikutip dari Digitimes, Kamis (23/6/2022).
Pemerintah juga menaikkan pajak PPN mulai April 2022, yang secara efektif akan menaikkan harga barang elektronik konsumen. Menurut laporan tersebut, Indonesia melihat penurunan 22% pada kuartal pertama tahun ini dari pengiriman smartphone 4G kelas bawah.
Sementara itu di Indonesia, Samsung menjadi brand smartphone terbesar di Tanah Air dengan pangsa pasar 23,3% pada kuartal pertama 2022. Persentase itu diterjemahkan ke dalam sekitar 2,1 juta pengiriman smartphone pada kuartal tersebut.
Jaringan 4G masih mendominasi sebagian besar negara Asia Tenggara. Namun, Ericsson memperkirakan bahwa langganan 5G akan tumbuh lebih dari dua kali lipat selama 2022 karena lebih banyak penyebaran jaringan akan dilakukan.
Pada tahun 2027, akan ada jumlah pelanggan 5G yang sama dengan pelanggan 4G, yaitu sekitar 5,7 juta di Asia Tenggara dan Oseania. Pertumbuhan 5G diperkirakan akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan, menurut Ericsson. Kamboja, Sri Lanka, dan Vietnam telah memulai uji coba 5G. Indonesia dan Filipina juga telah meluncurkan layanan 5G FWA.
Dalam riset sebelumnya, IDC juga memprediksi bahwa pengiriman smartphone secara global akan menurun sebanyak 3,5% menjadi 1,31 miliar unit pada tahun 2022. IDC pun secara signifikan mengurangi perkiraannya untuk tahun 2022 dari proyeksi sebelumnya yaitu pertumbuhan 1,6%. Namun, proyeksi IDC tidak seluruhnya hal buruk. IDC memperkirakan pasar akan pulih pada tahun 2023 dengan pertumbuhan 5%.
Dari pandangan regional, riset IDC menyebut penurunan terbesar pada tahun 2022 kemungkinan terjadi di Eropa Tengah dan Timur dengan penjualan turun 22%. Sementara, Eropa Barat diperkirakan akan mengalami penurunan penjualan smartphone sebesar 1%.
Pengiriman smartphone di Indonesia tidak menjadi satu-satunya negara di Asia yang mengalami penurunan. Di Asia, pasar smartphone Cina diperkirakan turun 11,5% atau sekitar 38 juta unit. Sebagian besar wilayah lain cenderung melihat pertumbuhan positif pada tahun 2022, termasuk Asia-Pasifik (tidak termasuk Jepang dan Cina) dengan pertumbuhan 3%.
Menurut IDC, hanya Apple yang kemungkinan akan paling tidak terpengaruh di antara semua merek smartphone. Alasannya karena perusahaan pembuat iPhone memiliki kendali yang lebih besar atas rantai pasokannya dibandingkan dengan vendor smartphone lainnya. Dan, karena mayoritas pelanggan Apple adalah pelanggan di segmen harga tinggi, sehingga cenderung tidak terpengaruh oleh masalah ekonomi makro seperti inflasi.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz