Pusat Studi Transpoítasi dan Logistik (Pustral) UGM merilis riset terbaru terkait keterpaduan moda transportasi publik dengan tempat asal/tujuan pengguna. Bertajuk Dampak GoTransit terhadap Sistem Transportasi, riset terbaru ini meneliti layanan mobilitas terintegrasi dari Gojek, yakni layanan GoTransit.
Riset tersebut melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik, yang dikenal juga dengan konsep First Mile Last Mile (FM/LM), sebagai kendala utama dalam meningkatkan penumpang transportasi publik.
Dengan meneliti 2.306 responden, riset ini tak hanya melihat pola peíjalanan, namun juga melihat lebih jauh mengenai aspek penilaian kinerja dan pentingya layanan, sekaligus manfaat yang dirasakan oleh pengguna.
Kepala Pustral UGM Ir. Ikaputía, M.Eng., Ph.D, menjelaskan, integrasi sistem layanan dan akses angkutan umum terbilang belum memadai bagi pengguna. Oleh karena itu, sistem transportasi umum yang berkelanjutan kini menjadi sebuah urgensi.
“Pengimplementasian konsep Mobility as a Service (MaaS), yakni integrasi dari, dan akses ke layanan transportasi yang berbeda dalam satu tawaran mobilitas digital tunggal dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan minat publik di dalam menggunakan angkutan umum,” ujar Ikaputia, dikutip dari laporannya.
Hasil riset tersebut memaparkan bahwa minat masyarakat pada penggunaan transportasi publik meningkat. Terbukti, adanya penurunan tingkat perjalanan dengan kendaraan motor sebesar 37,8 %.
Penurunan tersebut diikuti oleh meningkatnya penggunaan layanan Commuterline oleh pengguna Gojek sebesar 38,3 %. Fakta tersebut tentu saja berkontribusi pada pengurangan emisi kendaraan pribadi maupun kemacetan di jalan.
Berdasarkan riset tersebut, pelayanan GoTransit mampu meningkatkan kontribusi penurunan emisi hingga 5.057 ton sepanjang tahun 2022. Dapat dikatakan, kolaborasi Gojek dan pelaku transportasi publik mampu memberikan dampak positif bagi pengguna transportasi dan ekosistemnya secara umum.
“Dengan hasil penelitian yang positif terhadap peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi publik ini, ke depannya, operator angkutan umum perlu mempertimbangkan integrasi dan kerja sama dengan pihak swasta untuk dapat semakin meningkatkan tingkat penggunaan angkutan umum oleh masyarakat,” tutur Ikaputia.
Di sisi lain, dukungan pemerintah terhadap solusi ini juga sangat dibutuhkan mengingat konsep MaaS membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor dan aktor sehingga diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan sektor transportasi, jasa, keuangan, dan telekomunikasi yang harus dipenuhi.
Editor: Ranto Rajagukguk